Categories: Humaniora

Keluarga Ragukan Alamarhumah EG Meninggal Karena Covid-19

Kupang – Almarhumah EG asal Lasiana, Kota Kupang, meninggal bukan akibat Covid-19, tetapi penyakit lain yang dideritanya.

Pihak keluarga menduga hasil swab semestinya negatif, tetapi dipaksakan agar tercatat sebagai korban Covid-19. Almarhumah EG, yang semasa hidupnya adalah dosen di FISIP Undana, meninggal dunia pada Sabtu (31/10/2020) pagi di Rumah sakit Leona, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut penuturan Elton Giri, adik kandung almarhumah, kakak perempuannya diantar ke rumah sakit pada Jumat (30/10) malam. Malam itu, pasien sempat mengalami kondisi kritis saat terlambat pemasangan alat bantu pernapasan. Tubuh pasien sempat membiru dan diduga itu akibat kekurangan oksigen.

Pasien meninggal pada Sabtu dinihari karena terjatuh di toilet. Dan ketika ke toilet, pasien melepas selang oksigen. Sementara keluarga yang menjaga sempat tertidur sehingga baru sadar setelah pasien terjatuh di toilet.

Menurut Elton, ketika masuk, pasien sempat menjalani rapid test pada pukul 20.00 Wita dan dinyatakan non reaktif.  Kemudian menjalani rontgen pada pukul 21.00. Lalu di-swab pertama pukul 23.00 dan swab kedua pada pukul 04.00 dinihari.

Swab kedua dilakukan setelah pasien terjatuh di kamar mandi dan beberapa saat kemudian meninggal dunia. Hasil swabnya menyatakan positif Covid-19.

Memang, diakui bahwa banyak pasien meninggal karena komorbid atau memiliki penyakit bawaan setelah terkena Covid-19. Tetapi bagi keluarga, sejak wabah merebak, almarhumah selalu menerapkan protokol kesehatan sehingga kecil kemungkinan terinfeksi virus corona.

Keluarga meragukan hasil swab dan terutama pengambilan swab kedua setelah pasien jatuh dan di saat kondisi pasien sedang kritis. “Apakah ini dipaksakan supaya memenuhi syarat dua kali swab?” ujar Elton.

Oleh karena itu, Elton, yang mewakili keluarga, mendesak Dinas Kesehatan Kota Kupang dan pihak rumah sakit untuk jujur mengenai penyebab kematian kakaknya. “Kami minta pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk jujur dalam hal ini,” ujarnya.

Apalagi, kata dia, sejak kakanya dinyatakan meninggal akibat Covid-19, itu telah berdampak pada penghidupan seluruh keluarga, baik di Lasiana maupun di Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang. “Masyarakat menjauhi keluarga kami. Kami tidak bisa berjualan, mencari nafkah, karena kami dijauhi. Kami menjadi korban dari informasi itu,” keluh dia.

Hasil Swab Keluarga Lambat Keluar

Keluarga yang memiliki kontak dengan dengan almarhumah baru di-swab dua hari setelah EG meninggal dunia pada hari Sabtu (31/10). Menurut Elton, swab dilakukan dalam dua hari, Senin (2/11/2020) dan lainnya pada Selasa (3/11/2020).

Menurutnya, jika keluarga yang memiliki kontak dekat dengan pasien ternyata positif, itu justru akan berbahaya, baik bagi keluarga yang lain maupun terhadap masyarakat.

Tetapi hal sepenting ini, kata Elton, telah diabaikan oleh pihak yang seharusnya bertanggungjawab. Di samping itu, dia mengaku heran, mengapa hasil swab sangat lama keluarnya?. Sebanyak 32 anggota keluarga menjalani tes swab dan hasilnya baru keluar setelah tujuh hari.

Itu pun setelah pihak keluarga mendatangi pihak Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk meminta hasil swab tersebut.

Menurutnya, ini ada indikasi proyek. “Ini ada indikasi proyek karena data keluarga tidak disampaikan kepada keluarga tetapi dimasukan dalam update data Covid Kota Kupang. Dirilis di situ bahwa keluarga Lasiana positif,” ujar Elton

Dia menyebutkan bahwa semua hasil swab yang telah didapatkan keluarga pada Senin (9/11/2020) dan tidak satupun yang positif Covid-19 atau semuanya dinyatakan negatif.

“Tetapi ada rilis data pada 6 November 2020 menyebutkan ada tiga warga Kelurahan Lasiana yang dinyatakan positif Covid-19. Menurut saya ini seolah arahnya supaya masyarakat tahu kalau kakak saya meninggal dengan status Covid,” ujar dia.

Elton mengingatkan pihak yang bertanggungjawab agar jangan menjadikan wabah Covid-19 sebagai proyek untuk meraup keuntungan dalam situasi krisis seperti saat ini sementara di sisi lain itu justru menyusahkan dan membuat pihak keluarga menjadi korban. (*/gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Alumni Don Bosco Kupang Deklrasi Menangkan Melki-Johni

Kupang - Keluarga Besar Alumni Putra Putri Don Bosco (Papidos) yang merupakan wadah berhimpun lulusan…

3 hours ago

Johni Asadoma Diundang Khusus Sampaikan Orasi Kebangsaan di Diklat Kokam Pemuda Muhammadiyah

Kupang - Cawagub NTT Johni Asadoma diundang khusus untuk menghadiri kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar…

5 hours ago

Sumber Dana yang Lagi Diperjuangkan Untuk 5.700 Korban Seroja di Kupang

Kupang - Anggota DPRD kabupaten Kupang dari PDIP dan PBB sementara berupaya keras memperjuangkan realisasi…

8 hours ago

Hadiri Panen Perdana, Melki Laka Lena Dengar Keluhan dan Harapan Petani Melon di Nunkurus

Kupang - Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, Jumat (25/10/2024) hari ini…

8 hours ago

Undana Tuan Rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18

Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…

15 hours ago

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

17 hours ago