Categories: LingkunganRote-Sabu

Karang di Perairan Rote Ndao Terangkat ke Permukaan Air Sepanjang 8 Kilometer

Kupang – Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, NTT bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menemukan karang di perairan daerah terangkat ke permukaan air sepanjang delapan kilometer akibat siklon seroja, awal April 2021.

“Di wilayah perairan Tolama sampai Tuanatuk, Kabupaten Rote Ndao, panjang gundukan sekitar 8 kilometer dan tinggi gundukan berkisar 1-3 meter dari dasar laut,” kata Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi saat di Kupang, Kamis (27/5/2021) malam.

Perairan Tolama dan Tuanatuk merupakan bagian dari Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.

Pakar Kelautan dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Rusydi menjelaskan, kerusakan berat akibat siklon seroja ditandai oleh banyaknya karang masif, bercabang, dan karang foliose yang berserakan dan menumpuk membentuk gundukan memanjang sejajar garis pantai dengan luas tertentu.

Selain itu, di perairan Dengka Tua Natuk di Rote Ndao juga terdampak sangat besar badai tersebut. Wilayah lainnya di Rote Ndao yakni perairan wilayah Sedeoen, Mbueain, Pulau Nuse, Faifua, Papela, dan Tesabela tidak terdampak badai, sedangkan perairan Maubesi, Sotimori, dan Siomeda terdampak sedang.

Menurutnya, di area yang terdampak Siklon Seroja, sangat terdampak nyaris tidak ada karang hidup pada radius sekitar 10 meter dari gundukan koral.

Sedangkan, dari tujuh lokasi terumbu karang di Teluk Kupang dan perairan sekitarnya menunjukkan pada perairan sekitar Kuanheum dan Lifuleo di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten tidak terdampak oleh siklon Seroja.

Sekitar perairan Alak dan Nitneo terdampak sedang dan di wilayah Kelapa Lima, Pasir Panjang, serta Namosain di Kota Kupang, kondisi terumbu karangnya sangat terdampak.

“Survei dilakukan dengan metode pemetaan menggunaan drone untuk memantau secara cepat kerusakan terumbu karang dengan cakupan yang luas secara spasial dan metode transek sabuk pada tubir terumbu dan rataan karang melalui pengamatan langsung dengan snorkeling untuk mendapat informasi kerusakan karang.” tambah Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilman.

Hasil survei menunjukkan indikasi kuat bahwa siklon Seroja menyebabkan kerusakan cukup besar pada terumbu karang meskipun tidak merata di semua tempat.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tebe Haeru Rahayu mengatakan, survei kondisi terumbu karang pasca bencana ini penting untuk dilakukan karena wilayah dampaknya mencakup kawasan konservasi laut yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi.

Hasil survei ini akan memberikan gambaran langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan agar kondisi Taman Nasional Perairan Laut Sawu dapat pulih kembali dengan cepat. (sumber: mi/p)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

PLN Terangi Harapan Warga Desa Letkole dan Nefoneut Kabupaten Kupang

Kupang - Harapan baru untuk hidup yang lebih baik melalui listrik untuk warga Desa Letkole…

2 hours ago

Wagub Johni Asadoma Bahas Isu Penting Perbatasan Bersama BNPP dan 17 Kementerian

Jakarta - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Badan Nasional Pengelola…

22 hours ago

PLN UPK Flores Edukasi Siswa SMAN 1 Maumere Penggunaan Listrik yang Benar dan Aman

Kupang - Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya keselamatan dalam menggunakan…

1 day ago

Warga Desa Suelain di Rote Tewas Dengan Luka Sayatan Sepanjang 13 Centimeter

Kupang - Seorang warga Dusun Nautasik, Desa Suelain, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur…

1 day ago

PLN Berhasil Amankan Pasokan Listrik Selama Kunjungan Wapres Gibran di Sikka

Maumere - Dalam semangat pelayanan tanpa henti, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT melalui…

1 day ago

Kelompok Tani di Sekitar Kawasan Pembangunan PLTP Atadei Panen Kacang Tanah

Mataram - Kelompok Tani Nubahaeraka, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, binaan PT PLN (Persero) Unit Induk…

1 day ago