Kupang – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kupang, Banua Purba mengatakan akan mencari tahu siapa yang paling bertanggungjawab dalam kasus pemberian kredit senilai Rp5 miliar di Bank NTT.
Namun, bukan Paulus Stefen Messakh yang saat ini menjabat direktur kredit Bank NTT. Saat pemberian kredit tahun 2016, Paulus menjabat sebagai Kepala Divisi Kepatuhan. Kasus ini melibatkan Rahmat alias Ravi.
“Ia betul (bukan pemberi kredit). Sekalipun Direktur Kredit ini tidak saat itu posisinya, tetapi terhadap proses itu, selaku pimpinan setidak-tidaknya kita minta informasi. Paling tidak, by data atau by document,” kata Kajari Kota Kupang Banua Purba kepada wartawan, Jumat (17/3/2023).
Pada Jumat siang, Stefen diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut, ia didampingi Kuasa Hukumnya Apolos Djara Bonga. “Ada seitar 15 pertanyaan dalam pemeriksaan tadi sebagai saksi. Tetapi tadi bagus, tidak ada masalah. Nanti kita lihat siapa yang paling bertanggungjawab,” jelas Banua Purba.
Sebelumnya, Apolos Djara Bonga juga menegaskan, Paulus Steven Messakh tidak terlibat kasus kredit Rp 5 miliar tersebut. “Ada pemberitaan yang menghubungkan Pak Direktur Kredit dengan kasus tersebut. Itu bohong dan menyesatkan. Karena kedudukan Pak Steven tidak ada hubungan sama sekali. Jauh panggang dari api. Kedudukan beliau saat itu adalah sebagai Kepala Divisi Kepatuhan,” tegas Apolos Djara Bonga.
Senada dengan Kejari Kupang, Apolos menegaskan, kedudukan Paulus Stefen Messakh saat kredit dicairkan pada tahun 2016, adalah Kepala Divisi Kepatuhan, dan sama sekali tidak berhubungan dengan kredit tersebut.
“Kalau dihubung-hubungkan, maka itu menyesatkan orang. Tidak ada hubungannya sama sekali,” tegasnya.
Pemberitaan tersebut, lanjut Apolos, telah merugikan keluarga Direktur Kredit Bank NTT juga lembaga Bank NTT, seolah-olah orang di Bank NTT semuanya bermasalah, padahal persoalan ini hanya melibatkan Kepala Divisi Kredit saat itu. “Saya tegaskan, tidak ada hubungan sama sekali dengan beliau,” tandas Apolos Djara Bunga. (*)
