Kupang – Jurnalis dan media massa memiliki peran penting dalam kampanye isu perubahan iklim karena tugas jurnalis secara general adalah menarasikan suatu isu kepada masyarakat.
Ketua AJI Kupang Djemi Amnifu mengatakan peliputan jurnalis sangat berdampak untuk mencegah kekeringan di NTT.
“Para jurnalis harus berkolaborasi untuk mendorong masyarakat mencegah kekeringan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengedukasi masyarakat dengan berita-berita perubahan iklim di media massa,” katanya saat membuka kegiatan ” Capacity Building on Climate Thematic Issue for Journalist di Hotel Kristal Kupang, Kamis (2/11/2023).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman jurnalis dalam isu perubahan iklim dan keterlibatan jurnalis dalam pengarusutamaan isu perubahan iklim dalam pemberitaan media massa.
Adapun output yang diharapkan adalah jurnalis memiliki pemahaman terhadap isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap keberlanjutan kehidupan, serta adanya media expose berupa pemberitaan liputan dan pemberitaan tentang isu perubahan iklim dan program VCA di media sosial.
i Koordinator Divisi Organisasi AJI Indonesia Laban Laisila dalam materinya menjelaskan, memunculkan isu lingkungan ke permukaan lewat media massa merupaakan tantangan tersendiri.
Pasalnya, isu lingkungan kalah seksi atau tertutup oleh berita-berita politik menuju Pemilu 2024/
“Isu perubahan iklim lambat dan terlihat kompleks sehingga para jurnalis harus mengambil perspektif tentang isu iklim ini”, kata jurnalis Narasi TV tersebut.
Ia juga mengatakan jurnalisme tidak untuk diajarkan, tapi untuk dirasakan sendiri. “Relasikan setiap kejadian dengan isu iklim. Media harus menarasikannya kepada masyarakat,” ungkap jurnalis yang telah memulai karirnya sejak berusia 22 tahun ini.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta terdiri dari 3 orang dari Konsorsium C4Ledger (YKWS & Bengkel APPEK), anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kupang yang juga merupakan jurnalis media cetak dan online dan Jurnalis Warga Sasando Kupang
Fasilitator kegiatan ini yakni Laban Laisila, Koordinator Divisi Organisasi AJI Indonesia yang membawakan materi tentang “Peran jurnalis untuk menyuarakan isu-isu perubahan iklim dan dampaknya.”
Narasumber kedua adalah Vincen Bureny, Direktur Bengkel APPEK yang membawakan materi tentang “Dampak Rapid Assement El Nino, dan advokasi NGO pada level grassroot.” Narasumber ketiga merupakan Direktur YKWS, Febrilia Ekawati yang membawa materi tentang “Dampak perubahan
iklim terhadap perempuan, anak-anak, disabilitas dan kelompok rentan lainnya.”
Diketahui kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian Program Voices for Just Climate Action (VCA) atau Suara untuk Aksi Iklim Berkeadilan di Indonesia, Konsorsium C4Ledger (YKWS, KONSEPSI, LP2M, TRANSFORM, Bengkel APPEK dan YPPS) dengan dukungan dari South South North (SSN). (tesha)
Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…
Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…
Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…
Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…
Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…
Kupang - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…