Daerah

Jalur Utara Kupang di Manubelon Diblokir, Setelah Dua Warga Tewas

Kupang – Ruas jalan lintas Utara kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) di wilayah desa Manubelon kecamatan Amfoang Barat Daya (ABD) diblokir pemerintah kecamatan dan desa setempat, Jumat (21/6/2024).

Pemblokiran dilakukan dengan pemasangan potongan kayu dibadan jalan sehingga menutup akses lalulintas. Garis polisi sudah terpasang di titik pemblokiran tersebut.

Tokoh pemuda Manubelon , Jecky Taneo kepada lintasntt.com melalui telepon, Jumat (21/6) menyampaikan penutupan ruas jalan tersebut dilakukan pemerintah setempat karena terjadi longsoran di badan jalan tersebut akibat gerusan air pada Februari 2024 lalu.

Longsoran yang memakan hampir separuh badan jalan di dusun 3 desa Manubelon tersebut sudah menelan dua korban jiwa saat melintas di jalur itu menggunakan sepeda motor.

“Dua korban tersebut dari desa Letkole dan desa Saukibe. Mereka terjerumus masuk dalam lubang karena tidak tahu ada lubang dititik itu,” katanya.

Dia mengatakan longsoran mulai terjadi saat hujan awal tahun 2024 ini. Saat itu kata dia pemerintah membuat jalur alternatif lewat jalur dalam sungai namun khusus untuk kendaraan roda empat, sementara kendaraan roda dua masih gunakan jalur utama karena longsoran belum melebar dan masih bisa dilalui kendaraan roda dua.

Camat Amfoang Barat Daya, Yon Natun menginformasikan selain korban meninggal ada juga korban luka-luka dari warga yang mengalami kecelakaan di titik tersebut.

Kades Manubelon, Anton Tak yang dihubungi lewat telepon mengatakan longsoran badan jalan tersebut mulai terjadi Februari kemarin karena kikisan air kali.

Saat mulai longsor kata Kades Anton, pihaknya sudah melaporkan ke pemerintah kecamatan, kabupaten hingga provinsi. Dan pihak provinsi sudah ke lokasi dan mendata kondisi yang terjadi namun hingga kejadian yang merenggut nyawa tersebut belum ada respon pemerintah provinsi atau kabupaten.

Pihaknya hanya mengambil tindakan antisipasi untuk tidak terjadi kecelakaan dengan mamasang tanda menggunakan batu atau material lainnya di titik longsor. Bahkan polisi juga sudah memasang garis polisi di titik tersebut saat longsoran terjadi. Namun warga khususnya pengguna sepeda motor masih nekat melewati jalur tersebut yang lebarnya hanya sekitar satu meter yang bisa dilalui.

Bahkan saat longsoran terjadi polisi juga memasang garis polisi dititik itu namun garis polisi itu hilang sehingga kembali dipasang polisi pada Jumat (21/6).

Salah satu warga yang menjadi korban kecelakaan di titik tersebut baru meninggal beberapa hari lalu setelah mengalami cedera serius. (Jmb)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Terjawab, Program Air di NTT Ternyata Inisiatif Pemerintah Pusat, Dikerjakan TNI

Kupang - Masalah air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi perhatian utama. Menurut…

3 hours ago

SPK Bilang Dana Transfer Daerah Perlu Dikurangi, Dikasih Paham oleh Johni Asadoma

Kupang - Calon Wakil Gubernur NTT dari Pasln Nomor Urut 2 Johni Asadoma tenang menanggapi…

4 hours ago

Debat Perdana, Melki-Johni Pastikan TPP ASN Disalurkan Tepat Waktu

Kupang - Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur NTT Melkiades Laka Lena - Johni Asadoma…

10 hours ago

Kelompok Tani Poco Leok Panen Berulang, Setda Manggarai Apresiasi Program TJSL PLN

Manggarai - Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur…

19 hours ago

Kata Pengamat Soal Kedekatan Melki-Johni dengan Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih

Kupang - Semua calon Gubernur NTT bisa punya akses ke pusat kekuasaan. Tetapi yang sedang…

21 hours ago

Empat Prodi di Undana Jalani Akreditasi Internasional FIBAA dengan Tim Asesor dari Jerman

Kupang - Universitas Nusa Cendana (Undana) semakin menunjukkan komitmennya untuk bersaing di tingkat global melalui…

24 hours ago