Grafik/Sumber: BPS
Kupang- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja menyebutkan, Kota Kupang mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,88% (mtm).
Nyoman menyebutkan hal itu dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Triwulan III Tingkat Kota Kupang yang berlangsung secara virtual, Kamis (12/8/2021).
Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga ikan kembung akibat hasil tangkapan nelayan yang menurun, serta kenaikan harga daging babi di tengah wabah ASF yang masih berlanjut.
Di sisi lain, berbagai jenis komoditas hortikultura seperti tomat dan sawi putih terus melanjutkan penurunan harga pasca Badai Siklon Seroja.
Secara tahunan, inflasi Kota Kupang pada Juli 2021 tercatat sebesar 1,55% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,52% (yoy).
Dampak Siklon Seroja terhadap inflasi ternyata lebih rendah dibandingkan perkiraan semula. Namun bila dilihat lebih rinci per kelompok, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau masih tercatat sangat tinggi sebesar 4,76% (yoy), sehingga perlu menjadi perhatian.
Selain rencana display harga, pada rapat tersebut BI juga mengajukan sejumlah rekomendasi untuk upaya pengendalian inflasi di Kota Kupang. Di antaranya adalah mendorong untuk membentuk kluster komoditas penyumbang inflasi seperti kluster bawang merah, cabai merah, cabai rawit, juga mendorong pembuatan green house untuk menjamin produksi sayuran agar dapat berproduksi sepanjang tahun.
Bank Indonesia juga mendorong akselerasi pembangunan pabrik pakan ternak untuk menekan biaya produksi ternak ayam.
Menurut Nyoman 70 persen biaya daging dipengaruhi oleh harga pakan ternak yang dipasok dari luar daerah, karena itu untuk menekan harga ternak, NTT khususnya Kota Kupang perlu memiliki pabrik pakan ternak tersendiri. BI juga mendorong bantuan kapal ke masyarakat terutama tonase besar untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nelayan (1 sampai 10 GT).
BI juga mendorong perlunya kerja sama antara daerah untuk menjamin pasokan kita komoditas yang biasa dipasok dari luar.
Dalam rapat tersebut sejumlah stakeholder terkait seperti Bulog dan Satgas Pangan Provinsi NTT memastikan ketersediaan stok pangan untuk Kota Kupang masih cukup hingga 2-3 bulan ke depan. Sementara pihak Pelindo III Kupang juga memastikan proses bongkar muat dan distribusi barang di Pelabuhan Tenau Kupang masih berjalan normal.
Rapat yang dipandu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, diikuti oleh General Manager PT. Pelindo III Kupang, Agus Nazar, perwakilan dari Pertamina, Bulog, Angkasa Pura dan BPS Kota Kupang.
Turut serta pula sejumlah pimpinan perangkat daerah terkait, antara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan dan Direksi PD Pasar Kota Kupang. (PKP_ans)
Kupang - Jelang periode mudik lebaran 2025, Indosat luncurkan "Unparalleled Network Services Guaranteed" yang merupakan…
Kupang - Wakil Gubernur (Wagub) NTT Johni Asadoma menanam pohon seusai memimpin upacara peringatan Hari…
Kupang - Sebanyak empat pelaku yang membunuh Aprian Boru, 27, di Kawasa Hutan Kelurahan Manulai…
Kupang - Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma berkesempatan menghadiri dan membuka Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-IV…
Kupang - Provinsi NTT berpotensi dilanda cuaca ekstrem berupa hujan lebat, disertai petir dan angin…
Washington: Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump membekukan operasional sejumlah media yang…