Kupang – Ibadah Jumat Agung mengenang kisah penyaliban Yesus Kristus di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/4/2025) berlangsung aman dan khidmat.
Ibadah Jumat Agung tersebut berlangsung di 9.000 gereja yang tersebar di seluruh NTT, berlangsung aman dan khidmat. Polisi menerjunkan 3.148 personel dengan fokus pengamanan di 359 gereja.
Pengamanan juga terlihat di GMIT Efata, Kelurahan Liliba, Kota Kupang. Ibadah di gereja ini dihadiri lebih dari 1.000 jemaat dipimpin Pendeta Oksi E.Y Pandie, S.Th dengan tema ‘Penderitaan dan Kematian Yang Memulihkan.”
Dalam Khotbanya, Pendeta Oksi mengatakan, Yesus menderita dan mati di kayu salib supaya umat manusia dipulihkan dari dosa. Yesus hanya sekali menebus dosa manusia di kayu salib, namun jaminan keselamatan itu berlaku kekal.
“Karena itu, jangan memberi diri jatuh lagi dalam dosa, jangan lagi menyalibkan Yesus dengan kesalahan yang kita lakukan berulang kali,” ujarnya.
Ibadah di Gereja Efata Liliba diawali dengan teatrikal penderitaan dan kematian Yesus oleh pemuda gereja. Teatrikal mulai dari Yesus dibawa ke Bukit Golgota untuk disalibkan bersama dua orang penyamun. Yesus yang disalibkan itu, bangkit pada hari ketiga yang dirayakan sebagai Hari Raya Paskah.
Sampai ibadah Jumat Agung berakhir, tidak ada laporan gangguan kamtibmas di Nusa Tenggara Timur. (*/mi/gma)