Kupang – Berita bohong atau hoax, masih beredar di dunia maya. Salah satu hoax terbaru yang beredar di grup Whatsapp pada Kamis (15/2/2024) ialah unjuk rasa mahasiswa di Solo, Jawa Tengah.
Lintasntt.com menemukan video berdurasi 15 detik ini di grup WhatsApp.Setelah ditelusuri, video ini ternyata diposting sejak 8 Februari 2024 di akun Instagram @ranting_2024_ganti_presiden.
Video ini viral di sejumlah grup karena diteruskan berkali-kali oleh nitizen. Dalam video ini juga terdengar terikan yang diduga berasal dari pengunjuk ras ‘Bakar,bakar, bakar, bakar. bakarrrr’
Pada video juga tertulis kalimat “Demo di solo Heh gibran keluar kau j***wi benalu di negeri ini pasung gibran dan c***cang j***wi penghancur demokrasi.”.
Sampai Kamis pukul 22.00 Wita, video itu disukai 99 orang dan dibagikan 9 orang, karena dibagikan berkali-kali oleh nitizen yang melihat video itu di grup whatsapp, akhirnya viral.
Lintasntt.com menelusuri berita unjuk rasa itu di media online dan ternyata unjuk rasa itu sudah berlangsung sejak 8 Februari 2024 oleh ratusan mahasiswa se-Solo Raya mendesak Presiden Joko Widodo mengembalikan demokrasi yang dirusak menjelang Pemilu 2024.
Mediaindonesia.com, salah satu media online yang menayangkan berita unjuk rasa ini,mengutip pernyataan Ketua HMI Cabang Sukojarjo Fierdha Abdullah Ali megaku prihatin atas kerusakan demokrasi yang dilakukan Presiden Jokowi menjelang Pemilu 2024.
“Aksi demo kami dari aliansi mahasiswa se Solo Raya juga menyuarakan isu isu kritis seperti pemilu curang, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), kebebasan sipil, keadilan ekonomi dan gender, kekerasan aparat, serta produk hukum,” katanya.
Kesimpulan: Lintasntt.com berkesimpulan video ini sengaja disebarkan pasca pemunggutan suara pemilu 2024 seolah-olah kejadian unjuk baru saja berlangsung.
Padahal unjuk rasa yang berlangsung di Solo itu selama 3 hari. Mahasiswa berasal dari organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), KAMMI, dan FMN.
Salah satu koordinator mahasiswa bernama Fierdha Abdullah menyebutkan unjuk rasa tersebut sebuah gimik dukungan untuk Gibran Rakabuming Raka, sebab isi dari tuntutan tersebut seharusnya ditujukan pada seseorang yang telah menduduki jabatan tertentu.
Ada lima tuntutan mahasiswa dalam unjuk ras tersebut seperti dikutip dari tribunews.com (https://makassar.tribunnews.com/2024/02/15/cek-fakta-viral-video-solo-rusuh-karena-demo-agar-gibran-rakabuming-lengser?page=3) yakni:
1. Mendesak dan menuntut Gibran Rakabuming Raka untuk segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang masih terjadi di wilayah serta menjamin kebebasan demokrasi
2. Kecewa dan prihatin pada kondisi demokrasi saat ini yang tidak dapat menjunjung tinggi etika dan prinsip hukum yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945
3. Mendesak rezim Jokowi beserta semua pejabat pemerintahan untuk mengakhiri penyelewengan kekuasaan demi kepentingan politik praktis.
4. Mengecam segala bentuk praktik-praktik diberlakukannya sistem politik dinasti yang didasarkan atas nama keberlangsungan sebuah negara. Kepentingan keluarga di atas nama kan kepentingan negara
5. Menyerukan kepada pasangan seluruh Capres-Cawapres untuk berkomitmen dengan memperjuangkan pendidikan dan perjuangkan demokrasi, menghentikan segala bentuk kebijakan liberalisasi, komersialisasi dan privatisasi pendidikan. (*/gma)
Kupang - Dalam rangka memastikan kesiapan pasokan listrik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025…
Kupang - DPRD Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut telah mengingkari janji soal agenda…
Kupang - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menggelar Sosialisasi Ekosistem…
Kupang - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memproyeksikan kebutuhan uang kartal pada…
Ruteng - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melaksanakan kegiatan Penyampaian…
Kupang - Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di NTT yang semula 1,5 persen dari pokok pajak,…