Kupang – Harga beras bulog tidak terkendali di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. Di Kota Soe, beras bulog dijual sebesar Rp17.000 per kilogram. Padahal harga beras bulog seharusnya dijual maksimal Rp11.500 per kilogram.
“Beras bulog yang seharusnya dijual Rp10.250 per kilogram dan maksimum Rp11.500 per kilogram, kemarin kami dapat di pasaran, beras bulog itu justru tembus Rp17.000 per kilogram,” kata Penjabat Bupati Timor Tengah Selatan, Seperius Edison Sipa di sela-sela peluncuran Program Ketahanan Pangan Berbasis Agrikultur di Desa Noibila, Kecamatan Mollo Selatan, Timor Tengah Selatan, Jumat (1/3/2024).
Saat dia menanyakan alasan pedagang menaikan harga beras bulog sampai Rp17.000 per kilogram, tambahnya, pedagang menyebutkan, beras bulog tersebut bukan diperoleh langsung dari bulog, melainkan dari pedagang lain.
Pedagang itu ternyata orang ke-4, jadi pedagang pertama membeli dari Bulog Rp10.500 per kilogram kemudian dijual lagi ke pedagang lainnya hingga Rp16.000 per kilogram dan pedagang terakhir jual dengan harga Rp17.000 per kilogram.
Untuk mencegah, harga beras bulog naik gila-gilaan di pasaran, Seperius langsung menugaskan 10 pengecer saja yang menjual beras bulog, terdiri dari 7 pengecer di Pasar Inpres Soe, satu pengecer di Pasar Kapan, Kecamatan Amanuban Tengah dan satu pengecer lagi di Pasar Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan.
Pada bagian lain, Dia menyebutkan inflasi di daerah itu mencapai 4,50% pada Januari dan Februari 2024, sekarang turun jadi 3,51%.
Menurut Seperius, saat ini masyarakat di kabupaten tersebut menghadapi persoalan gagal tanam dan gagal tumbuh tanaman pertanian lantaran curah hujan di bawah normal.
Untuk itu, Dia telah meminta masyarakat yang tananaman pertaniannya gagal tumbuh atau tanam, mengirim surat permohonan bantuan benih ke pemerintah. Pasalnya, pemerintah daerah menyediakan benih jagung dan sayuran yang tidak membutuhkan banyak air. (*/gma)