Daerah

Hadapi Krisis Pangan Global, NTT Kembangkan 4 Komoditas Unggulan

Kupang – Pemprov NTT fokus mengembangkan empat komoditas unggulan untuk memperkuat ekonomi masyarakat menghadapi ancaman krisis pangan global dan ancaman krisis moneter.

Empat komoditas itu ialah jagung melalui program tanam jagung panen sapi (TJPS), sorgum, kelor, dan ayam kampung unggul balitbangtan (KUB).

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian NTT ucky F. Koly kepada wartawan di Kupang, Selasa (27/9). Menurut Lucky, NTT mulai memasuki musim hujan pada pekan ke-3 Oktober yang dimulai dari Pulau Flores bagian barat.

Untuk itu, distribusi benih empat komoditas tersebut bersama pupuk dan sarana produksi pertanian lainya ke seluruh kabupaten sedang berlangsung. “Kita mengambil benih sorgum dari Flores Timur sebanyak 11 ton,” ujarnya.

Mulai tahun ini, NTT sudah mulai memproduksi sendiri benih untuk kebutuhan pertanian seiring dengan program pengembangan pertanian secara besar-besaran dibawah pimpinan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi.

Menurut Lucky, program TJPS dengan skema kemitraan bersama perbankan terutama Bank Pembangunan Daerah NTT sudah berjalan baik yang ditandai dengan penanaman 37.000 dari target 105.000 hektara yang ditanam pada musim tanam ke II April-September.

“Sudah dipanen dan sudah dijual hasilnya oleh offtaker dan pentai sudah mendapatkan hasilnya,” kata Lucky.

Sedangkan sisa dari 65.000 hektare yang belum ditanam pada April-September, ditanam pada musim tanam ke I, Oktober-Maret.

Dinas Pertanian NTT juga sudah menyiapkan lahan seluas 88.000 hektare dalam bentuk pola kemitraan bersama perbankan. Dari jumlah itu, sebanyak 44.000 hektare sudah diseleksi dan tinggal menunggu pencairan dari perbannkan.

Adapun target produksi jagung dari program TJPS pada musim tanam Oktober-Maret sebesar 40.000 ton yang dimanfaatkan untuk industri pakan ternak dan dijual ke daerah lain. “Kami sudah kerjasama dengan Kabupaten Bangli di Denpasar untuk menyuplai kebutuhan jagung, dan mereka akan menyuplai daging dan telur untuk kebutuhan di NTT khususnya Pulau Sumba,” ujarnya.

Untuk program kelor, pemerintah daerah telah menyiapkan satu juta anakan yang akan dibagikan oleh anggota TNI kepada masyarakat untuk ditanam. Masyarakat tidak perlu khawatir karena produksi kelor dibeli oleh offtaker yang sudah disiapkan.

Menurutnya, semua skema dalam penanganan komoditas yang dicetuskan gubernur NTT ini, sudah dalam desain ekosistem terutama untuk pasar sehingga petani tetap punua optimisme untuk menamam. Dengan demikian, selain masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari komoditas tersebut, juga bermanfaat untuk menekan laju inflasi. (mi/gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

View Comments

Recent Posts

Undana Tuan Rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18

Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…

1 hour ago

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

3 hours ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

13 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

15 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

15 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

17 hours ago