Kupang – Aktivitas Gunng Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur masih tinggi dan menunjukkan peningkatan sejak dua pekan terakhir, dan masih berstatus waspada.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan selama 16-31 Maret tercatat 737 kali gempa erupsi, 2.061 kali gempa hembusan, 10 kali tremor harmonik, 23 kali tremor non harmonik, dan 23 kali gempa vulkanik dangkal. Selain itu, 152 kali gempa vulkanik dalam, 5 kali gempa tektonik lokal, 24 kali gempa tektonik jauh serta satu kali gempa terasa dengan skala II MMI.
Tinggi kolom abu saat erupsi antara 100-700 meter dari puncak. Kolom erupsi berwarna putih, kelabu hingga hitam, sedangkan di malam hari teramati lontaran lava pijar dengan tinggi 100-500 meter yang jatuh di dalam kawah.
“Pengamatan visual periode 16-31 Maret 2025, aktivitas hembusan asap menunjukkan peningkatan, dengan tinggi asap mencapai 600 meter, sedangkan erupsi meningkat dengan tinggi kolom mencapai 700 meter dari puncak kawah. Bila dibandingkan periode pengamatan 1-15 Maret 2025, periode ini menunjukkan masih tinggi aktivitas permukaan di kawah Ile Lewotolok,” ujarnya seperti dikutip dari Evaluasi Gunung Api Lewotolok, Selasa (8/4/2025).
Terkait masih tingginya aktivitas gunung setinggi 1.450 meter tersebut, masyarkat diimbau tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
Kemudian, masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah.
Masyarakat dari Desa Jontona dan Desa Todonara, juga dilarang tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 2,5 kilometer dari kawah, serta memakai masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. (*/gma)