Dunia

Ferdi Tanoni: Peta Indonesia Dibuat Setelah Menlu Australia-RI Teken Perjanjian Kerjasama

Kupang – Sebagai tetangga terdekat, ternyata Australia bukanlah sebuah negara tetangga yang baik. Justru Australia merupakan musuh dalam selimut yang selalu terlihat manis kepada Indonesia meski sesungguhnya negara Kanguru ini telah berulang kali memperdaya Indonesia.

“Australia bukanlah sebuah negara tetangga yang baik. Australia berulang kali memperdaya Indonesia dalam menjalin hubungan kerjasama kedua negara. Mulai dari lepasnya Timor Timur (sekarang negara Timor Leste) 1999 silam, tragedi tumpahan minyak Montara 2009 silam, hingga pencaplokan Pulau Pasir menjadi bukti niat jahat Australia menjalin kerjasama dengan Indonesia,” kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni dalam pernyataan tertulis kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).

Mantan agen imigrasi Australia ini menyebut pada tahun 1997 itu ada sebuah Perjanjian Australia-Indonesia diteken oleh Alexander Downer-Menlu Australia dan Ali Alatas-Menlu Indonesia di Perth-Australia Barat yang disebut dengan Perjanjian Australia-Indonesia tentang Zona Ekonomi Eklusif dan Batas-batas Dasar Laut Tertentu.

Perjanjian tahun 1997 ini sambung Ferdi Tanoni memuat sebelas pasal dan pasal 11 berbunyi: “Perjanjian ini harus Diratifikasi dan akan Mulai Berlaku pada Tanggal Pertukaran Piagam-piagam Ratifikasi”

“Hanya saja, perjanjian ini tidak pernah diratifikasi hingga detik ini dan tidak mungkin bisa diratifikasi lagi,” tegas Ferdi Tanoni.

Yang menjadi pertanyaan kata Ferdi Tanoni, siapakah pembuat Peta Indonesia ini? Dan peta ini dibuat pada bulan apa dan tahun berapa kemudian dicetak serta diedarkan ?

Peraih penghargaan Nasional Untuk Keadilan Sipil (Civil Justice Award) 2013 dari Aliansi Pengacara Australia/”>Australia terkait dengan perjuangannya membela masyarakat kecil yang terkena dampak pencemaran minyak di Laut Timor kembali menegaskan bahwa selama ini Pemerintah Australia secara sepihak telah menggunakan perjanjian yang tidak pernah diratifikasi ini untuk melakukan berbagai macam intimidasi terhadap bangsa Indonesia di Laut Timor.

“Supaya masyarakat dunia mengetahui bahwa, saya (Ferdi Tanoni) mendapat Hak Masyarakat Adat Timor, Rote, Sabu dan Alor di Laut Timor dan Gugusan Pulau Pasir pada tahun 2003 yang sudah 20 tahun lamanya,” beber Ferdi Tanoni.

Karena itu, penulis buku Skandal laut Timor: sebuah barter politik ekonomi Canberra-Jakarta? menambahkan apabila barang siapa yang mencetak Peta Indonesia ini tidak berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya maka jelas ini adalah sebuah perbuatan melawan hukum.

“Kami, masyarakat Adat di Laut Timor sangat meragukan dan sangat tidak percaya terhadap Peta Indonesia yang diberitakan sebagai asli. Kami, Masyarakat Adat Laut Timor tetap akan menuntut hak kami,” ujarnya. (gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Undana Tuan Rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18

Kupang – Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-18…

1 hour ago

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

3 hours ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

13 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

15 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

15 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

18 hours ago