Kupang – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengakui, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 belum sebaik yang diharapkan.
Meski begitu, Ia mengapresiasi perekonomian yang terus menuju ke arah perbaikan dari tahun 2020 yang pada saat itu awal Covid-19 masuk ke Indonesia. Sebelumnya, data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 menunjukkan pertumbuhan negatif 0,74 persen year on year.
Bila dibandingkan dengan kuartal IV-2020 yang sebesar minus 2,19 persen year on year, tentu capaian ini lebih baik. ”Namun, kita tadinya berharap bisa lebih bagus, tetapi belum sebaik yang kita harapkan,” ujarnya, Kamis (27/5/2021) dalam Indonesia Investment Forum dengan Uni Eropa dan Inggris.
Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) kepada pers di Kupang, Minggu (30/06) menanggapi dan memberikan apresiasi terhadap apa yang disampaikan Pak Luhut Pandjaitan belum lama ini dalam Indonesia Investment Forum dengan Uni Eropa.
Dalam pernyataan Ferdi Tanoni,Ketua YPTB ini bahwa dalam posisi pandemi yang kita hadapi ini jelas menunjukan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi dikarenakan terdapat lambatnya perputaran uang di masyarakat sangat terbatas. Dan salah satu sumber keuangan terbesar yang ada di daerah ini berasal dari Pemerintah.
Lebih lanjut Ferdi Tanoni memberikan contoh soal perputaran uang yang lambat dan sangat terbatas di masyarakat yakni banyak sekali proyek-proyek dikuasai oleh pengusaha dari luar daerah Nusa Tenggara Timur dan pada umumnya di Indonesia timur termasuk para pelaku seperti Badan Usaha Milik Negera (BUMN), dengan demikian seluruh uang yang didapatnya dibawa lari ke daerah asalnya.
Padahal, sebaliknya ketika Pemerintah mencanagkan berbagai proyek-proyek di seluruh Indonesia bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya di daerah-daerah dimana didalamnya termasuk pengusaha-pengusaha yang berasal di daerah masing-masing.
Para pengusaha dari luar daerah ini ibaratnya sebagai pengusaha-pengusaha kutu loncat yang datang silih berganti kemudian mengambil uangnya dan lari keluar lagi.Sementara para pengusaha pengusaha yang ada di daerah ini yang sudah banyak berinvestasi dengan berbagai peralatan terpaksa harus nganggur dan lain sebagainya.
Para pengusaha daerah ini memiliki alat dan peralatan serta ada satu hal penting bahwa mereka ini mempekerjakan masyarakat lokal dimana uang penghasilan nya dibagi di daerah.
Covid-19 atau Corona Virus ini merupakan sebuah pandemi dengan demikian saya sangat mengharapkan serta mengusulkan kepada Pak Luhut Pandjaitan guna mempertimbangkan soal ini untuk menyarankan kepada Presiden RI agar dapat berkenan segera terbitkan sebuah Keputusan Presiden (Keppres) RI yang mengatur tentang proyek-proyek yang nilainya hingga 100 miliar rupiah harus diprioritaskan kepada pengusaha di daerah.
Hal ini penting karena jika tidak demikian banyak pengusaha yang berada di daerah akan terkikis habis oleh para pengusaha dari luar dan BUMN, ditambah lagi seluruh uang proyek ini akan dibawa lari keluar daerah.
Jika hal ini bisa dilakukan maka sudah sangat jelas dalam percepatan penyaluran dana ke masyarakat pasti akan sangat dirasakan, ” demikian Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni. (*)
Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…
Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…
Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…
Kupang - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…
Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…
Kupang - Masalah air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi perhatian utama. Menurut…