Festival Bamasak / dok
SoE – Yayasan Kopernik dan Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menggelar Festival bertajuk ‘Bamasak Hai Mnahat’ di Kota Soe, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan praktik pertanian berkelanjutan di wilayah
itu.
Perhelatan ini merupakan festival perayaan panen raya untuk menyorot kekayaan
pangan lokal asli Soe serta kekuatan praktik pertanian berbasis adat.
Festival Bamasak Hai Mnahat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat Soe terkait pentingnya praktik pertanian berbasis adat yang berkelanjutan dalam
menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Program ini berlangsung dari tahun
2023 hingga 2025 serta akan bekerja sama dengan para petani sebagai peserta program,
melibatkan para pegiat pertanian dan pangan berkelanjutan lintas sektor, termasuk
pemerintah setempat serta pelaku di sektor kreatif.
Puni Ayu Anjungsari, Director & Country Head of Public Affairs Citi Indonesia,
mengatakan “Tersedianya pangan lokal berkualitas merupakan pondasi penting dalam
membangun masyarakat yang tangguh, sehat, dan berkualitas terutama dalam mewujudkan
generasi Indonesia Emas 2045. Melalui program Hai Mnahat, kami berharap masyarakat Soe
dapat terlibat secara aktif dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan memperkuat sistem
pertanian yang tahan iklim melalui berbagai inovasi pengolahan pangan untuk memenuhi
kebutuhan pangan yang bergizi.”
Ewa Wojkowska, COO dan Co-Founder dari Yayasan Kopernik mengatakan, “Tujuan
jangka panjang dari program ini adalah membangun sistem pangan komunitas yang
berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan konsumsi serta pemanfaatan
pangan lokal bernutrisi, dan kembali mempraktikkan pertanian berbasis adat, diharapkan
ketahanan pangan masyarakat Timor dapat semakin kuat, melangkah menuju kedaulatan
pangan.”
Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ merupakan rangkaian kegiatan dari program ‘Hai Mnahat’, yang
memiliki arti ‘makanan kami’. Program yang diinisiasi oleh Yayasan Kopernik dan didanai oleh
Citi Foundation ini bertujuan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di NTT khususnya
di Kota Soe.
Sebuah masalah yang diperburuk oleh krisis iklim yang mengakibatkan penurunan
hasil panen dan produksi ternak serta berdampak pada masyarakat kurang terlayani dan
terpinggirkan. Akibatnya, 34% penduduk di wilayah tersebut mengalami kerawanan pangan,
serta tingginya angka prevalensi stunting sebesar 48,3%.
Program Hai Mnahat akan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan seperti eksperimen
penggunaan rumah pengering tenaga surya dan penyimpanan benih, pemanfaatan Black
Soldier Fly (BSF) untuk pengolahan sampah panen jadi pakan ternak dan kompos, serta
penguatan agribisnis skala mikro untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat secara
berkelanjutan.
Selain meningkatkan ketahanan pangan lokal, program ini juga memperkuat
agribisnis mikro dan produk lokal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Program ini diharapkan mampu membantu membangun sistem pangan yang berkelanjutan
dan adaptif terhadap perubahan iklim sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pangan
serta memberi asupan gizi yang baik. (ro)
Kupang - Korban tenggelam di perairan TPI Oeba, Kupang, telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa,…
Kupang - Tiga nelayan tenggelam di perairan TPI Oeba Kupang sejak Rabu (30/4/2025) sekitar pukul…
Kalabahi - Wagub NTT Johni Asadoma menyerahkan bantuan pertanian senilai Rp8,4 miliar kepada petani saat…
Mataram - Pengaspalan jalan oleh PT PLN (Persero) di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas…
Mataram - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko di Kabupaten Ngada terus menunjukkan…
Kalabahi - Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma berkujung ke SMK Negeri…