Jakarta–Penyebab utama peristiwa yang dialami pesawat Trigana Air bertipe ATR 42 masih misteri hingga malam ini. Letak jatuh pesawat yang berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura, Papua menuju Oksibil, Minggu (16/8).
Pesawat itu hilang kontak sekira pukul 14.55 setelah take off pukul 14.22.
Wakil Ketua Komisi V Yudi Widiana Adia mengaku kemungkinan semua hal bisa terjadi. Mengingat struktur alam dan kondisi cuaca di daratan Papua segala bisa terjadi.
Tapi jangan dulu menarik kesimpulan, sebelum ada hasil Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Hasil BMKG akan menjadi salah satu faktor penyebab pesawat Trigana Air itu jatuh. “Situasi di Papua sangat besar kemungkinan hal-hal ini terjadi,” kata Yudi seperti diberitakan Jawapos.com.
Saat didesak kapan hasil BMKG, anggota DPR RI dari Fraksi PKS ini mengaku belum ada jawaban dari BMKG. “Kami menunggu. BMKG belum kasih info. Perlu informasi cuaca yang valid,” ujarnya di Jakarta.
Dia berharap agar Badan Sar Nasional (Basarnas) dibantu Kepolisian dan TNI bertindak cepat menemukan pesawat yang dipiloti Capt Hasanudin itu. “Dengan seluruh potensi segera ditemukan,” pungkasnya.(jawapos)
Kupang - Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terpilih, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma…
Kupang - KPU NTT menggelar rapat pleno terbuka penetapan calon gubernur dan calon wakil gubernur…
Kupang - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur melalui Persekutuan Rohani…
Kupang - Wakil Gubernur NTT terpilih Johni Asadoma menyapa disabilitas mengunakan bahasa isyarat saat menyampaikan…
Kupang - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih, Johni Asadoma merayakan ulang tahunnya yang…
Kupang - KPU Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melaksanakan pleno penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur…