Bisnis

Dosen dan Mahasiswa Politani Kupang Latih Petani Membuat Torakur, Ini Penampakannya

Kupang – Pengetahuan mengenai pengolahan buah tomat di masyarakat saat ini masih sangat minim. Biasanya, masyarakat buah tomat, hanya sebagai pelengkap sayuran, sambal atau jus.

Ternyata buah tomat bisa diolah menjadi beraneka macam produk olahan pangan, yang mempunyai nilai ekonomis, seperti yang dilakukan 12 perempuan yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Bersama di Kelurahan Naioni, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Sabtu (15//7/2023)

Pembimbing dalam pelatihan ini adalah dosen dan maasiswa dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang yang sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kelurahan tersebut. Adapun ide usaha kreatif yang dilakukan oleh kelompok tani Maju Bersama yaitu olahan makanan berbentuk manisan berbahan dasar tomat atau yang dikenal dengan sebutan Torakur (Tomat Rasa Kurma).

Ketua Program Studi Pengolahan Agribisnis Politani Negeri Kupang Haryati M Sengadji SP. M.Sc mengatakan, Ide awal membuat torakur beranjak dari rasa keprihatinan terhadap nasib para petani tomat di Kelurahan Naioni.

Saat penan raya, pasokan tomat dari petani ke pasar melimpah yang membuat harga anjlok. Petani juga tidak punya pilihan lain, kecuali menjual tomat ke tengkulak dengan harga yang sangat rendah.

“Permasalahan paling inti di lapangan berdasarkan hasil survei, petani selalu mengalami over produksi. Saat panen raya, harga jual tomat anjlok sampai di bawah Rp5.000/kilogram,” kata Haryati.

Menurutnya, petani tidak punya pilihan lain, sehingga terpaksa harus menjualnnya agar kembali modal. Persoalan tersebut mendorong mahasiswa dan dosen memperkenalkan teknologi tersebut, yakni Torakur, yang bahan bakunya 100 persen dari tomat.

Haryati menambahkan kegiatan Penerapan IPTEK Masyarakat (PIM) yang dilakukan di Kelurahan Naioni merupakan kollaborasi antara Politeknik Pertanian Negeri Kupang program Studi Pengolahan Agri Bisnis, program studi Teknologi Rekayasa Pangan (TRP) berkerjasama dengan Dinas Pertanian.

Metode pelaksanaan dalam kegiatan PIM ini dibagi dalam 6 bagian, yaitu mensinergikan kegiatan-kegiatan dalam program desa penyuluhan tentang penguatan kelompok tani, dan pelatihan proses pengolahan produk olahan torakur.

Kemudian pembuatan label dan pengemasan, analisis usaha, Pengurusan Ijin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), hingga pada proses pemasaran dengan menggunakan teknologi promosi melalui media sosial dan lain sebagainya.  Lebih lanjut, ia menyebutkan hasil pertanian hortikultura dari Naioni cukup banyak, sehingga menjadi modal kuat bagi ibu-ibu di sana untuk diolah guna peningkatan ekonomi keluarga.

Proses Pengolahan

Teknologi pembuatan olahan makanan berbahan dasar tomat  ini menjadi salah satu produk yang menjadi pilihan bagi mereka karena produk olahan makanan jenis itu masih tergolong baru, khusus untuk masyarakat di kalangan Kota Kupang. Bahkan, cara pembuatannya cukup mudah, murah dan peralatan yang digunakan juga sederhana. Pengolahan Torakur membutuhkan waktu sekitar satu minggu.

Prosesnya mulai dari pemilihan tomat yang sudah matang, dicuci bersih, direndam air kapur yang kemudian di bersihkan kembali dan direbus dengan gula yang kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari. Untuk tingkat ketahanan manisan pihaknya menjamin bahwa hasil produksinya itu mampu bertahan hingga tiga bulan.

Ketua Kelompok Tani Maju Bersama, Arkalaus Neno Saba menyampaikan terima kasih atas ide kreatif membuat torakur yang diajarkan oleh para dosen dan mahasiswa dari Politani Negeri Kupang.

Menurutnya dengan adanya pelatihan membuat produk olahan tarakur ini bisa menjawab keresahan mereka akan menurunnya harga tomat saat memasuki musim panen. “Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para dosen dan mahasiswa dari Politani Negeri Kupang. Karena terus terang sebelum adanya pelatihan seperti ini, selama ini kami hanya tahu kalau tiap kali panen kami harus cepat menjualnya. kadang kalo panen serentak tomat terlalu banyak, terpaksa harus jual dengan harga sangat murah,” ungapnya.

Lebih lanjut, Arka merincikan khusus untuk tanaman tomat dalam sekali tanam bisa beberapa kali panen. Bahkan, jika over produksi mereka terpaksa harus menjual rugi 10 kali lipat dari pada harga normalnya. Mereka lebih memilih menjual hasil panennya dari pada dibiarkan rusak membusuk.

“Khusus untuk tanaman tomat ini, kami panen beberapa kali dalam satu musim panen, kami jual per ember isinya sebesar 6 kilogram. Kalau sebelum Januari-Februari, kami jual dengan harga tertinggi antara Rp80.000 sampai Rp100.000 per kilogram, tetapi saat panen raya, harga tomat merosot hingga Rp110.000 per ember. Daripada rusak, biar orang datang tawar murah kita jual saja,” jelas Arka.

Kerja kolaborasi yang dilakukan para dosen dan mahasiswa serta dinas pertanian ini sejalan dengan apa yang harapkan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.

Dalam unjungan kerja beberapa waktu lalu di Pulau Timor, Gubernur Viktor sempat menanam secara simbolis tanaman hortikultura dengan sistem irigasi tetes di Kabupaten Belu, Selasa (4/7/2023). Dan memanen tomat milik kelompok tani binaan Bank NTT Orang Muda Katolik dan Umat Paroki Santo Antonius Padua Sasi-Kefamenanu pada 6 Juli 2023.

Dalam arahannya Gubernur Viktor mengajak seluruh petani di Kabupaten Belu dan Kabupaten TTU agar tetap berkolaborasi dengan Pemerintah untuk membangun kemandirian lembaga petani dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Ini kerja kolaborasi yang membuahkan hasil dan menjadi contoh agar kita bisa bekerja bersama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua,” ujarnya. (*)

Editor: Gamaliel

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Calon Lain Umbar Janji, Johni Asadoma Sudah Tangkap 53 Pelaku TPPO

Kupang - Debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur NTT pada 23 Oktober 2024 malam…

1 hour ago

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

11 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

13 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

13 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

16 hours ago

Debat Soal Tata Kelola SDA, Dua Cawagub Dukung Pandangan Johni Asadoma

Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…

20 hours ago