Diiringi Instrumen II Silenzio, Ribuan ASN Melepas Jenasah Domu Warandoy

  • Whatsapp
Pelepasan Jenasah Sekda NTT, Domu Warandoy/Foto: lintasntt.com

Kupang – Ribuan aparatur sipil negara (ASN) Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) berbaris untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenasah sekretaris daerah (Sekda), Domu Warandoy, 55, yang diusung di depan mereka, Selasa (4/10/2022). Mereka berdiri di bawah Bendera Merah Putih yang berkibar setengah tiang.

Sebanyak 14 ASN membawa jenasah Domu yang diletakan di kereta keranda jenasah, berjalan perlahan menuju mobil, seorang ASN perempuan membawa foto Domu terlihat berjalan di depan.

Prosesi pelepasan jenasah Domu Warandoy diiringi instrumen II Silenzio, karya pemain terompet Italia, Nini Rosso, tak urung membuat beberapa ASN menitikkan air mata.

Gubernur Viktor Laiskodat, Ketua DPRD NTT Emi Nomleni, para pejabat pemerintah provinsi, penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh, Forkopimda yang berdiri di bagian depan ASN juga memberikan penghormatan terakhir kepada jenasah Domu.

Saat itu, jenasah sedang diusung ke ke mobil untuk selanjutnya dibawa ke bandara El Tari Kupang dan diterbangkan ke Kabupaten Sumba Timur, tempat Domu dilahirkan 55 tahun lalu, atau tepatnya 22 Desember 1967.

Sebelumnya, Gubernur Laiskodat memimpin prosesi pelepasan jenasah yang berlangsung di lobi lantai 1 kantor gubernur selama satu jam, serta penyerahan sarung adat motif Sumba dari keluarga Domu kepada gubernur.

Sejak Senin (3/10), Pemprov menaikkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung atas meninggalnya Domu. Mantan wartawan di era 1990an ini meninggal pada Minggu (3/10) dini hari karena kecelakaan lalulintas. Mobil Toyota Fortuner yang dikemudikannya keluar jalur dan terjepit di antara pohon.

Domu berhasil dievakuasi oleh tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang. Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan. “Selamat jalan saudaraku,” kata Laiskodat saat menyampaikan sambutan.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Domu, Gubernur minta seluruh ASN pemerintah provinsi melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan. “Pekerjaan besar yang telah didesain oleh almarhum perlu dilanjutkan oleh seluruh ASN,” ujarnya.

Frans Tiran, ASN dari Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT menilai Domu sebagai sosok yang low profile. “Saya mengenal Domu sejak 20an tahun lalu,” ujarnya.

Dia juga tokoh panutan masyarakat di Sumba dan juga di Kupang dan terutama pada ASN. Selama hampir tiga bulan menjabat sekda NTT, Domu menanamkan banyak nilai kepada pegawai kantor gubernur. “Nilai tanggungjawab dan penghargaan dan bagaimana sebagai aparatur sipil negara harus menunjukan keteladan yang baik,”ujarnya. Sayang, Domu cepat berpulang. Ia meningalkan istri Narwasty D Hinda dan anak Estokarmi Warandoy dan Febryanto Umbu Ngg Warandoy. Selamat Jalan Domu Warandoy. (*/gma)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *