Kupang–Debit air 1.140 embung yang tersebar di desa-desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyusut akibat kemarau panjang. Dari jumlah itu, 200 embung di antaranya kering kerontang.
Kondisi tersebut berdampak serius terhadap pasokan air baku untuk masyarakat dan air untuk kebutuhan ternak dan tanaman.
“Embung yang tidak ada lagi tampung air dibangun pada 1990an,” kata Kasatker Operasi Pemeliharaan Bendungan Tilong, Balai Sungai Nusa Tenggara II Bernadeta Tea di Kupang, Jumat (30/8).
Ratusan embung itu juga dalam kondisi rusak berat dan rusak ringan, saat ini berubah menjadi ladang pengembalaan ternak. Selain itu, areal persawahan yang mendapat pasokan air dari bendungan, mulai kesulitan.
Sedangkan embung lainnya yang masih dalam kondisi baik, juga mengalami penurunan debit air secara bervariasi antara 50 persen hingga 80 persen, seperti Embung Oebaki di Desa Oebaki, Kecamatan Amanuban Barat, Timor Tengah Utara dari debit semula 27.000 meter kubik air, kini tinggal 8.100 meter kubik air.
Begitu juga Embung Ale di Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan dari daya tampung 18.000 meter kubik air, menyusut hingga tersisa 6.300 meter kubik air.
Selain itu Embung Omoro di Desa Naekesa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu dari debit semula 21.000 meter kubik air, tersisa 5,2 meter kubik.
Menurut Bernadeta, pihak Balai Sungai Nusa Tenggara II telah mengalokasikan anggaran untuk mendanai perbaikan embung yang rusak berat maupun ringan. Namun perbaikan embung dilakukan bertahap. Tahun ini dilakukan perbaikan untuk sekitar 30 embung yang mengalami rusak berat.
“Kita hanya melakukan pemeliharaan untuk embung yang mengalami kerusakan 40 persen saja,” ujarnya.
Sementara itu volumen air Bendungan Tilong di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang terus menyusut akibat kemarau. Saat ini air bendungan tersisa 5,9 juta meter kubik dari daya tampung semula 19 juta meter kubik.Sesuai rencana, pihak Balai Sungai Nusa Tenggara II akan menutup saluran air jika penurunan debit mencapai batas terendah yakni 3,5 juta meter kubik. (sumber: mi/palce amalo)