Kupang – Pada Rabu (2/10) muncul Vidio berdirasi 2,9 menit di grub WhatsApp Debat Pilkada Kabupaten Kupang yang dibagikan anggota grup, Arif Metan Bait. Vidio tersebut memperlihatkan bangunan persegi panjang beratap daun yang belum berdinding dan sejumlah warga yang sementara duduk di sekitar bangunan berlantai tanah tersebut.
Dari tampakan vidio terkesan kalau bangunan darurat tersebut masih dalam proses pembangunan karena sebagian sisi belum berdinding.
Tak jauh dari bangunan darurat tersebut berdiri tiang-tiang coran beton diatas fondasi semen beton. Dari tiang-tiang coran beton yang berdiri menggambarkan bangunan tersebut tampak berbentuk persegi panjang.
Rekaman suara yang terdengar dari Vidio tersebut menjelaskan kalau bangunan-bangunan tersebut adalah bangunan SMP Negeri 7 Kupang Tengah di kecamatan Kupang tengah.
Suara dalam vidio tersebut mengatakan. Bangunan beratap daun tersebut dibangun secara swadaya oleh komite karena pembangunan bangunan beton yang ada disebelahnya tak dilanjutkan karena kekurangan bahan atau material.
Suara tersebut menyebut nama Korinus Masneno yang kala itu sebagai bupati Kupang telah menjanjikan bantuan material berupa seng, semen dan besi beton saat peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut namun bantuan bahan bangunan yang dijanjikan belum direalisasi. Tidak disampaikan kapan waktu peletakan batu pertama bangunan beton tersebut.
Korinus Masneno belum sempat dikonfirmasi langsung terkait pernyataan salah seorang warga dalam vidio tersebut. Namun dari pihak keluarga, Sakti Masneno melihat ada kesan negatif yang sengaja diciptakan oknum tertentu untuk merusak imej Korinus Masneno dimasa kampanye Pilkada Kupang pada 27 November ini.
“Setelah dana Seroja kini hal baru lagi. Saya lihat ini sengaja dibuat untuk merusak imej paket Korsa,”kata Sakti Masneno, di Naibonat, Kamis (3/0) malam usai mengikuti kampanye paket Korsa di Nunkurus-Kupang timur. Paket Korsa adalah tagline dari pasangan calon (Paslon) Bupati-wakil bupati Kupang bernomor urut 1, Korinus Masneno – Silvester Banfatin.
Adapun, pembangunan fisik SMP Negeri 7 Kupang Tengah tersebut, sebenarnya tidak luput dari perhatian Pemkab Kupang.
Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) kabupaten Kupang, Eliaser Teuf, Jumat (4/10) di ruang kerjanya mengatakan pemerintah bukan lepas tanggungjawab terhadap SMP Negeri 7 Kupang Tengah.
Pihaknya sudah bertemu dan berdialog dengan kepala sekolah dan komite sekolah tersebut soal pembangunan fisik sekolah itu. “Saya sudah turun lihat sekolah itu, ketemu ketua komite dan kepala sekolah. Sekitar 52 siswa sekolah itu kini masih gunakan tiga ruang kelas SD disitu sebagai tempat KBM. Soal vidio itu mereka tidak tahu siapa yang buat,”kata Eliaser Teuf.
Dia menjelaskan, Sekolah tersebut resmi berdiri tahun 2016 lalu dengan SK bupati nomor : 583/KEP/HK/2016.
Setelah resmi beroperasi berdasarkan SK tersebut, pemkab Kupang berupaya untuk pembangunan gedung sekolah yang layak sesuai ketentuan regulasi yang ada.
Sekitar tahun 2018 pemkab Kupang mengusulkan anggaran pembangunan gedung sekolah tersebut dari Dana Alokasi Umum (DAU) namun usulan tersebut terganjal sejumlah persyaratan yang belum bisa disiapkan diantaranya soal status lahan yang disiapkan Komite sebagai lokasi bangunan sekolah. Jumlah siswa yang kurang dari 60 orang juga menjadi suatu kendala lain yang menghalangi proses pengusulan anggaran DAU tersebut.
“Karena ada sejumlah syarat yang belum lengkap, salah satunya status lahan itu sehingga kita menunggu dari pihak komite untuk selesaikan persoalan itu baru kita proses lanjut, jadi kita tidak lupakan itu sekolah”katanya.
Sekitar akhir tahun 2023 lalu setelah semua persyaratan dipenuhi pihaknya melanjutkan proses pengusulan anggaran pembangunan fisik sekolah tersebut dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Jadi awal 2024 itu kita sudah usulkan dari DAK untuk tahun 2025, sementara ini lagi dalam proses asistensi. Dinas PUPR sudah turun juga ke lokasi beberapa bulan lalu, untuk ukur. Pertanahan juga sudah ambil data-data dilapangan untuk syarat usulan tersebut,” kata Eliaser Teuf yang mengakui kalau jika dlihat dari waktu proses pengusulan anggatan, maka respon pemkab Kupang terhadap sekolah tersebut sudah berproses saat Korinus Masneno menjadi bupati.
Hanya saja karena ada sejumlah persyaratan yang tidak bisa langsung dilengkapi sehingga prosesnya tertunda beberapa tahun.
Dari kebutuhan fisik sekolah yang diusulkan yakni tiga ruang kelas, ruang guru dan item lain maka anggaran yang dibutuhkan bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
“Besaran pasti anggarannya kita belum bisa pastikan karena sementara masih dalam proses asistensi. Tapi biasanya untuk fasilitas bangunan sekolah baru dengan jumlah siswa yang ada anggarannya bisa mencapai lebih dari satu miliar,” katanya.
Selain SMP Negeri 7, ada juga SMP Negeri 6 di kecamatan Kupang tengah yang juga dipastikan akan mendapat kucuran DAK Miliaran rupiah untuk pembangunan fisiknya di tahun 2025. (Jmb)
Kupang - DPRD Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut telah mengingkari janji soal agenda…
Kupang - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menggelar Sosialisasi Ekosistem…
Kupang - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memproyeksikan kebutuhan uang kartal pada…
Ruteng - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melaksanakan kegiatan Penyampaian…
Kupang - Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di NTT yang semula 1,5 persen dari pokok pajak,…
Kupang - KPU NTT masih menunggu jika ada paslon yang mengajukan sengketa perselisihan ke Mahkamah…