Lingkungan

Cagar Alam Gunung Mutis Berubah Status jadi Taman Taman Nasional Mutis Timau

Fatumnasi – Cagar Alam Gunung Mutis yang meliputi wilayah tiga kabupaten di Pulau Timor, NTT telah berubah status menjadi Taman Nasional Mutis Timau.

Deklarasi perubahan status tersebut berlangsung di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Minggu (8/9/2024) pagi,

Deklarasi dilakukan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya bersama Kepala Balai Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur bersama tokoh adat dan pemerintah daerah yakni TTS, Timor Tengah Utara (TTU) dan Kupang.

Menteri Siti Nurbaya melakukan pemukulan gong sebagai tanda peresmian taman nasional secara daring dari Denpasar, Bali.

Taman Nasional Gunung Mutis Timau seluas 78.789 hektare (ha)menjadi taman nasional ke-56 di Indonesia meliputi tiga kabupaten yakni Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU), sebelumnya berstatus cagar alam (CA).

Sedangkan, total luas taman nasional di Indonesia16,2 juta ha atau 60,4 persen dari total keseluruhan kawasan konservasi di yaitu 26,8 juta ha.

Menurut Situ Nurbaya, deklarasi dilakukan setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 946 Tahun 2024 pada tanggal 30 Juni 2024 tentang Perubahan Fungsi Dalam Fungsi Pokok Cagar Alam Mutis menjadi Taman Nasional dan Perubahan Fungsi Antar Fungsi Pokok Kawasan Hutan Lindung Mutis menjadi Taman Nasional.

“Penunjukan Taman Nasional Mutis Timau merupakan salah satu tonggak penting dalam upaya Pemerintah Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. Taman Nasional Mutis Timau yang terletak di Pulau Timor, merupakan salah satu kawasan yang memiliki nilai ekologis yang tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, Taman Nasional Mutis Timau akan menjadi pelindung bagi flora dan fauna yang ada, sekaligus sebagai tempat penelitian dan pendidikan konservasi sumber daya alam dan ekosistem bagi masyarakat serta generasi mendatang. Selain itu, taman nasional ini juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, pengelolaan sumber daya air, dan pengendalian perubahan iklim.

Dirjen Konservasi Sumber Data Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyebutkan, Taman Nasional Mutis Timau merupakan kawasan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang unik, yakni keberadaan hutan pegunungan yang didominasi oleh Eucalyptus urophylla (Ampupu).

Ampupu merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan minyak atsiri yang berkhasiat sebagai anti bakteri, antivirus, anti inflamasi, analgesik, anti infeksi, insektisida dan ekspektorat.

Karena itu, keberadaan Taman Nasional Mutis Timau akan menjadi kawasan yang menjaga dan memastikan bahwa keberadaan Ampupu di alam tetap terjaga serta lestari dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah bagi kesejahteraan masyarakat.

“Taman nasional ini habitat bagi 88 spesies burung yang 8 di antaranya merupakan burung dilindungi, 8 spesies mamalia di antaranya adalah Rusa Timor yang termasuk spesies dilindungi, juga terdapat 13 spesies herpetofauna dengan 2 di antaranya merupakan jenis dilindungi,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Selain itu, di dalam kawasan terdapat tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni DAS Noelmina, DAS Noel Benanain, dan DAS Noel Fail. DAS ini merupakan sumber PDAM untuk masyarakat di Timur Tengah Selatan dan Timur Tengah Utara.

Di bidang konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, lanjut Satyawan, terdapat peran lain yang juga penting dalam kehidupan masyarakat di sekitar kawasan, yakni sebagai penyedia kebutuhan hidup masyarakat, seperti penyedia sumber obat-obatan, sumber pewarna untuk tenun masyarakat, sumber air, juga sebagai tempat penggembalaan liar sapi dan kuda masyarakat, ada juga lokasi ritual masyarakat yakni batu penyembahan pintu masuk ke sebuah padang bernama Lelofui. (gma/mi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Debat Perdana, Melki-Johni Pastikan TPP ASN Disalurkan Tepat Waktu

Kupang - Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur NTT Melkiades Laka Lena - Johni Asadoma…

8 mins ago

Kelompok Tani Poco Leok Panen Berulang, Setda Manggarai Apresiasi Program TJSL PLN

Manggarai - Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur…

9 hours ago

Kata Pengamat Soal Kedekatan Melki-Johni dengan Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih

Kupang - Semua calon Gubernur NTT bisa punya akses ke pusat kekuasaan. Tetapi yang sedang…

11 hours ago

Empat Prodi di Undana Jalani Akreditasi Internasional FIBAA dengan Tim Asesor dari Jerman

Kupang - Universitas Nusa Cendana (Undana) semakin menunjukkan komitmennya untuk bersaing di tingkat global melalui…

14 hours ago

Jadi Narasumber Penguatan Moderasi Beragama, Melki Laka Lena: Anak Muda NTT Jangan Terjebak Politik Identitas

Kupang - Ketua Yayasan Tunas Muda Indonesia (YTMI) Emanuel Melkiades Laka Lena menjadi narasumber pada…

17 hours ago

Dessy, Sakti, Natan Ketemu BPBD NTT, Ada Peluang 5.700 Korban Seroja di Kupang Terbantu Dana Hibah

Kupang - Tiga Anggota DPRD Kabupaten Kupang Dessy Ballo-Foeh, Natan Minfini dari PDIP dan Sakti…

1 day ago