Categories: Humaniora

Bupati Sebut Protes Warga Sulamu Terkait Bantuan Seroja Dilatari Persoalan Politik

Oelamasi – Bupati Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Korinus Masneno rupanya telah menerima aspirasi warga Kecamatan Sulamu terkait dengan persoalan penerima dana bantuan siklon Seroja.

Ini karena saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan simbolis bantuan stimulan perbaikan rumah warga korban Seroja di aula kantor bupati Kupang, Sabtu (30/4/2022).

Bupati Korinus juga mengungkap adanya komplain warga kabupaten Kupang dari kecamatan Sulamu menyangkut daftar penerima bantuan yang telah dirilis pemerintah. “Kalau yang dari Sulamu itu karena persoalan politik disana,”kata bupati Korinus Masneno tanpa menyebut desa atau kelurahan yang dimaksudkan di Kecamatan Sulamu.

Ia menjelaskan ada kriteria khusus yang ditetapkan pemerintah dalam hal penetapan kerusakan rumah yang harus mendapatkan bantuan. “Kalau selama ini bangun rumah di lahan orang dan rumah yang dibangun itu rusak karena seroja, ya tidak bisa karena itu bukan lahan dia,” katanya.

Ia yakin verifikasi dan validasi data oleh tim teknis pemerintah kabupaten berdasarkan data dari pemerintah di tingkat bawah sudah mengacu pada ketentuan yang berlaku. Ia juga mengimbau agar masyarakat ikut mengontrol dan mengawasi proses dan tahapan yang dilakukan pemerintah.

Sebelumnya dikabarkan Sepuluh orang warga desa Pariti kecamatan Sulamu kabupaten Kupang mengirim surat kepada Bupati Korinus Masneno.

Mereka meminta penjelasan bupati terkait dengan nama 70-an warga dusun itu yang tidak masuk dalam data penerima bantuan siklon seroja padahal rumah mereka rusak akibat angin dan banjir saat badai tanggal 4-5 April 2021 lalu.

Mereka merasa telah diperlakukan tidak adil karena rumah-rumah mereka rusak namun nama mereka tidak ada dalam terdaftar penerima bantuan tersebut. “Banyak warga korban bencana yang sudah masukan data-data lewat perangkat desa tapi nama tidak ada di terdaftar.

Data-data penerima bantuan bencana tersebut membuat kami merasa diperlakukan dengan tidak adil,” tulis Yorim Kiuk, Theodorus Tasso, Mikael Mallo, Jemi Pello, Marthen Saduk, Yonathan Ndi’i, Imanuel Tallo, Asterius Male, Felipus Koenan dan Yosi Kiuk dalam surat mereka yang diterima media ini Senin (25/4). (Jmb)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

PLN Terangi Harapan Warga Desa Letkole dan Nefoneut Kabupaten Kupang

Kupang - Harapan baru untuk hidup yang lebih baik melalui listrik untuk warga Desa Letkole…

7 hours ago

Wagub Johni Asadoma Bahas Isu Penting Perbatasan Bersama BNPP dan 17 Kementerian

Jakarta - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Badan Nasional Pengelola…

19 hours ago

PLN UPK Flores Edukasi Siswa SMAN 1 Maumere Penggunaan Listrik yang Benar dan Aman

Kupang - Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya keselamatan dalam menggunakan…

1 day ago

Warga Desa Suelain di Rote Tewas Dengan Luka Sayatan Sepanjang 13 Centimeter

Kupang - Seorang warga Dusun Nautasik, Desa Suelain, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur…

1 day ago

PLN Berhasil Amankan Pasokan Listrik Selama Kunjungan Wapres Gibran di Sikka

Maumere - Dalam semangat pelayanan tanpa henti, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT melalui…

1 day ago

Kelompok Tani di Sekitar Kawasan Pembangunan PLTP Atadei Panen Kacang Tanah

Mataram - Kelompok Tani Nubahaeraka, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, binaan PT PLN (Persero) Unit Induk…

1 day ago