Kupang – BMKG melaporkan bibit siklon 98S mulai mendekati Laut Timor pada Jumat (7/4/2023) pukul 20.00 WIta, tepatnya pada koordinat sekitar 8.8°LS 131.1°BT.
Sesuai analisis bibit siklon tropis yang dikeluarkan BMKG, kecepatan angin maksimum yang ditimbulkan bibit siklon tersebut 30 knot atau 55 kilometer per jam, dan tekanan udara minimum 1003 milibar (mb).
Dalam tempo 24 jam ke depan, BMKG memperkirakan bibit badai bergerak ke arah barat daya, dan berpotensi menjadi siklon kategori sedang.
BMKG merilis, citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang kuat dalam 12 jam terakhir dan tampak pusat sirkulasi paras bawah (LLCC) yang semakin lebih terorganisir.
Selain itu, data scatterometry baru-baru ini menunjukkan area kecil dengan kecepatan angin 45-55 km/jam (25-30 knot) di selatan dan barat LLCC. Kondisi medan angin menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di lapisan bawah hingga menengah (850-500 mb) dengan kecepatan angin berkisar 20-25 knots.
Meskipun berada di kondisi lingkungan yang kurang baik dengan wind shear vertikal kuat (25-30 knots), faktor pendukung lain di lingkungan bibit ini seperti aktifnya gelombang Equator Rossby (ER), divergensi lapisan atas dengan kategori sedang (10-20 s-1).
Selain itu, vortisitas kuat di lapisan 850, 700, dan 500 mb, diimbangi oleh suhu permukaan laut yang sangat hangat (30-31°C) dan aliran massa udara keluar (outflow) yang baik akan mendukung tumbuh kembang bibit 98S ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Agung Sudiono Abadi menyebutkan, dampak tidak langsung dari bibit siklon tersebut yaitu adanya potensi peningkatan intensitas curah hujan dan peningkatan kecepatan angin di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kondisi ini yang diprakirakan akan berlangsung mulai 8-11 April 2023 atau selama empat hari. “Waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang,” ujarnya.
Menurutnya, wilayah NTT yang terdampak bibit badai tersebut yakni Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Nagekeo, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah selatan,, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Rote, Sabu, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Agung minta masyarakat waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang, karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan kerusakan fasilitas umum lainnya.
Khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang. (*)
Editor: Gamaliel
Kupang - Dalam rangka memastikan kesiapan pasokan listrik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025…
Kupang - DPRD Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut telah mengingkari janji soal agenda…
Kupang - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah menggelar Sosialisasi Ekosistem…
Kupang - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memproyeksikan kebutuhan uang kartal pada…
Ruteng - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melaksanakan kegiatan Penyampaian…
Kupang - Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di NTT yang semula 1,5 persen dari pokok pajak,…