Kupang – Gledys Naray bersama pekerja di UMKM MoriGe mempersiapkan kukis kelor (moringa cookies) yang sudah dikemas untuk dikirim ke konsumen.
Di rumah produksi yang terletak tak jauh dari Kantor Pusat Bank NTT, saban hari, Gledys dan para pekerja membuat kukis berbahan dasar kelor dan sorgum, serta teh kelor yang mengandung nutrisi dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan.
Produksi kukis dan teh kelor ini untuk memenuhi permintaan pelanggan di sejumlah kota seperti Kota Kupang, Labuan Bajo hingga negara tetangga, Timor Leste.
Ia juga melayani kebutuhan kukis untuk acara perkantoran termasuk Bank NTT, Dekranasda NTT, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi anak dan balita stunting, dan makan pagi bagi siswa kelas 12 SMA Negeri 6 Kupang. Di sini juga produksi kacang cookies dan abon tuna. Sejumlah UMKM juga memesan kukis kelor dan sorgum produksi MoriGe seperti Timor Moringa.
Cerita sukses UMKM MoriGe berawal dari kemitraan bersama Bank NTT. “Dibantu modal awal dengan kredit Rp5 juta dengan bunga nol persen dan promosi dari Bank NTT,” kata Pemilik UMKM MoriGe, Gledys Naray kepada lintasntt.com beberapa hari lalu
Setelah mendapat tambahan modal, ia membeli tambahan dua oven kue. Sebelum bermitra dengan Bank NTT, Gledys memiliki satu oven yang dimanfaatkan untuk membuat kue basah yang dijual secara online.
Dengan tiga oven, usaha Gledys makin berkembang. Setiap minggu, kukis dikirim ke beberapa daerah mencapai ribuan bungkus seperti Manggarai Barat (Labuan Bajo), Alor, dan Rote Ndao.
Terakhir, bulan ini, produk UMKM MoriGe sudah bisa ditemukan di 35 Indomaret di Kota Kupang sebanyak 700 bungkus. Seluruh produk tersebut sudah memiliki izin Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM).
Adapun kredit mikro merdeka yang disalurkan Bank NTT tersebut sudah dilunasi, sekarang tambah Gledys, ia diberikan kredit baru untuk terus mengembangkan usahanya. Bahkan, dalam waktu dekat, rumah produksi sekaligus tempat penjualan, akan direnovasi dengan bantuan Bank NTT. “Peran Bank NTT sangat besar yaitu pembiayaan, promosi dan membantu pengurusan izin,” jelasnya.
Pameran
Menurut Gledys, promosi yang dilakukan Bank NTT tidak terbatas di dalam negeri, tetapi juga sampai ke luar negeri lewat pameran
Pada Oktober 2022, Gledys mengikuti pameran pangan nusa di Tangerang, Jawa Barat. Pameran tersebut diikuti oleh pelaku UMKM dari seluruh Indonesia. Mereka memamerkan produk unggulan dari masing-masing provinsi.
“Tahun kemarin saya pemaran di hall yang khusus produk dalam negeri, tahun ini saya akan pameran di hall (luar negeri) yang khusus produk ekspor,” ujarnya.
Dia juga sedang mengikuti seleksi Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) yang kegiatannya akan digelar di Kupang antara Juni dan Juli 2023. Jika menang, akan diberikan penghargaan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Bahan Baku
Menurut Gledys, salah satu bahan baku pembuatan kukis kelor yakni daun kelor, dibeli dari masyarakat. Setiap hari, warga memasok daun kelor yang telah dikeringkan mengunakan mengunakan mesin ke MoriGe.
Daun kelor dikeringkan dengan suhu 40 derajat celcius selama 24 jam. “Saya ambil masih dalam bentuk daun kering maupun sudah digiling seharga Rp 150.000 per kilogram,” ujarnya.
Sedangkan untuk daun yang basah atau baru dipetik dari pohon, dijual sebesar Rp5.000 per kilogram ke warga yang mengoperasikan mesin pengering.
Menurutnya, kandungan nutrisi dan vitamin yang ada di kelor, tidak hilang meskipun sudah melewati beberapa tahapan sampai menjadi kukis. “Sudah dilakukan uji coba, gizinya tidak hilang,” ujarnya. (gma)