Fot:o PLN
Kambera – Marthen Manu, 44, adalah seorang putra Sabu kelahiran Sumba Timur bersama Istrinya Tutik Widyawati, 31, asal ganjuk, Jawa Timur.
Pasangan suami istri ini sehari-hari berprofesi sebagai petani jagung manis dan Pepaya dengan luas area pertanian seluas kurang lebih 500 meter perseg di Kelurahan Mauhau, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Mereka telah menekuni profesi ini selama 10 tahun, menggunakan mesin pompa air yang berbahan bakar minyak dengan biaya Rp700.000 per bulan untuk 4 kali panen per tahun.
Namun, mulai Agustus 2022 lewat program Electrifying Agriculture yang dikenalkan PLN, Marthen beralih menggunakan pompa listrik dalam mendukung kegiatan pertaniannya.
Program Electrifying Agriculture ini merupakan inovasi PLN yang memanfaatkan energi listrik di bidang agriculture seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan untuk memudahkan para petani untuk melakukan aktivitasnya dengan lebih mudah, efektif dan hemat biaya operasional serta menambah produktifitas hasil pertaniannya.
“Sebelumnya untuk mengairi kebun jagung manis dan pepaya, kami masih menggunakan mesin genzet untuk menghidupkan mesin pompa air namun sekarang kami sudah bisa menggunakan mesin listrik maka kami pun beralih dari mesin genzet ke Listrik PLN,” ujar Tutik.
“kKami sangat bersyukur dengan adanya listrik dari PLN untuk mengairi kebun jagung dan pepaya karena dengan adanya inovasi dari PLN ini, kami tidak perlu mengantri lagi untuk membeli BBM untuk mengisi mesin genset kami dan kami juga bersyukur melalui listrik PLN ini kami lebih menghemat pengeluaran, ketika kami menggunakan mesin genset pengeluaran bisa sampai Rp700.000 sedangkan ketika kami memakai listrik dari PLN, kami hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp450.000 – Rp500.000, Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PLN karena sudah membantu kami dalam pengairan perkebunan jagung manis dan juga pepaya kami. Semoga PLN lebih bisa meningkatkan lagi kinerjanya dan pelayanan lewat program electrifying agriculture ini dapat lebih bermanfaat bagi petani atau pertanian lainnya,” tutup Tutik.
General Manager PLN UIW NTT I Gede Agung Sindu Putra berharap dengan adanya program ini, PLN dapat terus berinovasi untuk membantu masyarakat mendorong dan mendongkrak peningkatan produktivitas pertanian.
“PLN siap mendukung masyarakat dengan program Electrifying Agriculture ini seperti membantu masyarakat dalam kegiatan pertaniannya. Kami melihat petani yang sangat antusias dengan adanya program ini. Mudah-mudahan dengan adanya pertanian jagung manis dan pepaya di Mauhau ini yang telah merasakan manfaat program electrifying agriculture PLN dapat menginspirasi petani-petani lain yang ada di Sumba Timur, bahkan di Pulau Sumba,” tutur Sindu.
Setelah menggunakan mesin listrik PLN, petani jagung manis dan pepaya mauhau saat ini terus melakukan panen 3 bulan sekali dan dalam setahun bisa melakukan 4 kali panen dengan biaya yang hemat. (*/gma)
Sulamu - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menegaskan monopoli harga rumput laut oleh sejumlah perusahaan…
Kupang - Ancaman Terorisme dapat terjadi kapan saja, di mana saja dan kepada siapa saja.…
Kupang - Presiden Prabowo Subianto mengutus Deputi Investasi dan Pengusaahan BP Batam, Fary Francis untuk…
Lembata - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur melalui Unit…
Kupang - PT PLN kembali menghadirkan promo spesial berupa diskon 50% untuk biaya tambah daya,…
Kupang - Wakil Gubernur NTTJohni Asadoma membuka "Ana NTT Kreatif Festival" AnTiK Fest 2025, di…