Kupang–PT Binusindo Energi Indonesia (BEI) mengalokasikan investasi sebesar Rp10 triliun untuk membangun megaproyek yang dinamai Kupang Oil Storage Terminal (KOST).
BEI adalah Perusahaan swasta Putra Daerah NTT didirikan pada tahun 2007, khusus membidangi EPC and Trading Suplier.
Megaproyek ini dibangun dalam areal seluas 100 hektare di Kawasan Industri (KI) Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Proyek ini dijadwalkan rampung dalam 18 bulan.
Peletakan batu pertama ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Presiden Direktur BEI Fabby Banase, Direktur Umum dan Pengembangan PT BEI Arief Hidayat dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Senin (28/8/2017).
“Banyak perusahaan datang ke NTT untuk investasi tetapi kemudian pergi dan tidak kembali lagi. Setelah peletakan batu ini, langsung memulai pembangunan,” kata Fabby Banase saat menyampaikan sambutan pada seremoni peletakan batu pertama tersebut.
Dia menyebutkan fokus utama proyek ini ialah oil storage (terminal penampungan minyak) sebanyak 200 tangki dengan kapasitas total 4 juta kiloliter yang kemudian diikuti bisnis lainnya.
Fabby menyebutkan pada tahap awal dibangun pembangun listrik berkapasitas 130 Megawatt untuk kebutuhan oil storage terminal, dan untuk kebutuhan industri smelter mangan, serta PT Semen Kupang III yang dibangun di lokasi tersebut. Selain itu pembangunan pabrik oksigen, dermaga untuk penyaluran (liquefied natural gas/LNG).
“Kami mendatangkan gas untuk kebutuhan pembangkit listrik sebesar 20.000 mbtu (seribu british thermal unit),” ujarnya.
Direktur Umum dan Pengembangan PT BEI Arief Hidayat mengatakan posisi Kupang sangat strategis dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional sehingga akan mengurangi kebutuhan impor.
“Pembangunan proyek ini memberikan nilai positif bagi pendapatan daerah dan tetap memperhatikan lingkungan hidup dan masyarakat,” ujarnya.
Hidayat menyebutkan oksigen yang dihasilkan dari pabrik tersebut akan dipasok ke rumah sakit, dan sejumlah industri di kawasan tersebut. Sedangkan nitrogen untuk kebutuhan peternakan dan bisnis cold storage.
“Kita juga melakukan pengolahan air laut menjadi air bersih dengan kapasitas 1.200 meter kubik per hari,” ujarnya.
Gubernur NTT Frans Lebu Rya menyambut gembira megaproyek tersebut. “Kami membuka diri untuk membangun negeri ini dari NTT,” kata Frans.
Terkait pembangunan proyek ini, Lebu Raya minta pengurusan izin dilakukan secara cepat. Dengan demikian aktivitas pembangunan segera dimulai. “Jangan menghambat izin karena kita memang butuh investasi di sini,” katanya. (gma/MI)