Daerah

Bank NTT Diminta Tidak Beri Pinjaman untuk Kepentingan Politik dan Tunda RUPS Luar Biasa

Kupang – Wakil Ketua Komisi III DPRD NTT, Kristoforus Loko, meminta Bank NTT untuk tidak memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang berkepentingan politik, terutama menjelang Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November mendatang.

Pernyataan ini disampaikan usai rapat dengar pendapat bersama antara Komisi III DPRD NTT dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Senin 11 November 2024.

Menurut Kristoforus, yang juga merupakan politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN), Bank NTT harus tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dan profesionalisme, terutama dalam menghadapi periode sensitif seperti tahun politik.

“Kami minta Bank NTT untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang bisa mencederai prinsip transparansi dan kredibilitas bank,” ujar Kristoforus, yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Ngada selama tiga periode.

Lebih lanjut, ia juga mendesak pemerintah dan manajemen Bank NTT untuk menunda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang sudah direncanakan.

Kristoforus menilai bahwa RUPS LB sebaiknya dilaksanakan setelah Pilkada selesai dan di masa kepemimpinan baru agar pelaksanaan restrukturisasi manajemen Bank NTT lebih akuntabel.

Kerja Sama dengan Bank Jawa Timur

RUPS Luar Biasa Bank NTT ini sebelumnya direncanakan sebagai salah satu syarat untuk menggalang kerja sama dengan Bank Jawa Timur dalam membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Kerja sama ini diharapkan dapat membantu Bank NTT memenuhi modal minimum yang diwajibkan oleh OJK, sesuai POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Berdasarkan aturan OJK, bank umum di Indonesia wajib memiliki modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun. Jika modal ini tidak terpenuhi, status Bank NTT dapat diturunkan menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Sebelumnya, Bank NTT juga sempat berupaya menjalin kerja sama dengan Bank DKI Jakarta untuk memperkuat struktur permodalannya. Namun, kerja sama tersebut gagal karena manajemen Bank DKI Jakarta mengajukan beberapa syarat, termasuk keinginan untuk menguasai 51 persen saham Bank NTT serta penguasaan sejumlah jabatan strategis di direksi.

Perlu Pembenahan Manajemen

Kristoforus mengingatkan pentingnya pembenahan manajemen di tubuh Bank NTT. Namun, ia menyarankan agar pembenahan ini dilakukan setelah Pilkada dan di bawah kepemimpinan yang baru, sehingga prosesnya lebih kondusif dan berfokus pada perbaikan kinerja dan stabilitas perbankan di daerah.

Rencana RUPS LB dan penguatan permodalan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas dan daya saing Bank NTT agar tetap berstatus sebagai bank umum, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh OJK. (*/tim)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Dukungan Terus Mengalir, Diaspora Sumba dan IKSAS di Kupang Satu Hati untuk Melki-Johni

Kupang, KN - Paslon cagub cawagub NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma mendapat…

3 hours ago

Pengurus dan Anggota Kmanek Oan Rai Klaran Berikrar Menangkan Melki-Johni

Malaka - Cawagub NTT 2024 Johni Asadoma yang juga Pembina Kmanek Oan Rai Klaran (Korka),…

4 hours ago

Pemkot Kupang Menuju Target Kemiskinan Nol di Tahun 2026

Kupang - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tengah gencar menurunkan angka kemiskinan ekstrim…

5 hours ago

Sederet Program Melki-Johni untuk Warga Malaka, Air Bersih Hingga Rumah Layak Huni

Malaka - Cawagub NTT Johni Asadoma menggelar kampanye tatap muka terbatas di Kecamatan Kobalima, Kabupaten…

6 hours ago

Jokowi Buka Suara Dukung Melki-Johni di Pilgub NTT

Kupang - Setelah lengser, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara mendukung paslon…

11 hours ago

Cawagub Johni Asadoma Pukul KO Petinju Carlos Mendoza

Malaka - Tokoh masyarakat Kabupaten Malaka, Simon Bitin masih ingat saat Johni Asadoma mengalahkan petinju…

11 hours ago