Kupang – Kelompok Tani Kaifo Ingu di Airbauk, Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dipersiapkan menjadi pilot project pertanian digital (digital farming), Kamis (1/10/2020).
Persiapan ditandai dengan pemasangan sensor tanah dan cuaca yang dilanjutkan dengan sosialiasi penggunaan aplikasi RiTx Bertani, yaitu aplikasi berbasis android yang digunakan petani untuk melakukan pencatatan kegiatan bertani.
Deputi Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia NTT, Eddy Junaedi mengatakan pemasangan sensor tanah dan cuaca akan memperkuat basis data dan informasi yang dimiliki kelompok tani sehingga membantu mereka dalam penentuan perlakuan yang tepat untuk lahan yang ada.
Hal ini sejalan dengan best practice pelaksanaan good agriculture serta mendeteksi, mengukur, serta mencatat data secara akurat tentang kondisi cuaca pertanian (agro-climate) dan tanah pertanian (soil) yang dapat dikontrol melalui aplikasi (RiTX Bertani) secara real time oleh pengguna smartphone.
Menurutnya, sensor tanah dan cuaca mampu mendeteksi 12 parameter antara lain arah angin, kecepatan angin rata-rata, kecepatan angin max, kekeruhan air, curah hujan per jam, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, suhu tanah, kelembapan tanah, EC tanah, dan pH tanah. “Implementasi digital farming tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan ekonomi Provinsi NTT,” ujarnya.
Pemasangan sensor tanah dan cuaca di kelompok tani binaan KPw Bank Indonesia Provinsi NTT ini merupakan tindak lanjut atas perjanjian kerja sama PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa, salah satu satu start-up mitra penyedia teknologi smart farming 4.0 dalam rangka implementasi pilot project digital farming dari sisi hulu.
Setelah itu, kegiatan dillanjutkan dengan sosialisasi penggunaan aplikasi RiTx Bertani oleh PT. MSMB kepada kelompok tani yang turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kabupaten Kupang.
Dia menyebutkan, rangkaian pemasangan sensor tanah dan cuaca serta sosialiasi Aplikasi RiTx Bertani selama dua hari dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan, antara lain dengan penggunaan masker dan hand sanitizer serta dengan pelaksanaan social dan physical distancing guna mencegah penularan covid-19.
“Sebagaimana diketahui, share terbesar struktur PDRB Provinsi NTT saat ini berasal dari sektor pertanian. Terlebih dengan rencana Presiden Jokowi dalam melakukan perluasan lumbung pangan nasional atau food estate di Provinsi NTT, implementasi digital farming akan mendorong kapasitas produksi pertanian dan mengakselerasi digitalisasi industri pertanian,” katanya.
Dia menambahkan, antusiasme anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan dimaksud menjadi bukti keseriusan mereka dalam implementasi digital farming yang baru pertama kali dilaksanakan di NTT tersebut.
Ke depannya melalui sinergi dengan dinas dan otoritas terkait serta penguatan kapabilitas dari kelompok tani, diharapkan dapat mengoptimalkan peran sektor pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi NTT. (sumber mi/palce)