Kupang – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Donny Heatubun mengingatkan Bank Pembangunan Daerah (Bank NTT) terus memperkut sistem pengamannya demi menjaga kerahasiaan data keuangan dan pelanggan..
Donny mengatakan itu saat menjawab wartawan di sela-sela Peluncuran Bank NTT sebagai Bank Devisa di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, Senin (4/9/2023).
Donny mengaku bersyukur dengan status baru Bank NTT tersebut karena bank kebanggaan masyarakat Nusa Tenggara Timur ini akan lebih leluasa mencari pendapatan baru, kendati di sisi lain, kewajiban sebagai bank devisi tentu bertambah. ‘Dengan status yang baru ini, secara infrastruktur khususnya untuk keamanan, sumber daya manusia (SDM), dan sistemnya mesti betul-betul handal,” ujarnya.
Pasalnya, kemajuan teknologi saat ini mendatangkan banyak kemudahan, tetapi juga menjadi ancaman. Dengan pengamanan atau sistem yang lebih baik lagi, ancaman dapat dimitigasi. “Kami berharap juga dengan statusnya yang baru ini, Bank NTT dari waktu ke waktu akan menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Menurutnya, untuk operasional bank devisa, ada beberapa perizinan lagi yang mesti ditempuh Bank NTT. “Nanti ini baru mau difollow up, misalnya dari operasi moneternya,” jelasnya.
Donny menyebutkan Bank Indonesia juga punya operasi moneter bernama valas, ada kewajiban-kewajibann melekat juga seperti GWN (giro wajib minimum) Valas. “Tentunya nanti kita petakan semua lagi,” katanya. Dia juga minta BanK NTT untuk bersurat ke Bank Indonesia terkait dengan status barunya tersebut untuk meminta informasi mengenai kepesertaan di operasi moneter valas.
Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan status baru sebagai bank devisa melewati banyak tantangan dari dalam maupun dari luar.
“Manajemen mampu memenuhi harapan dan persyaratan melalui pengawasan yang sangat melekat, diskusi dan berbagai kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan. Karena itu, apresiasi dan hormat kepada pak Japarmen Manalu sebagai Kepala OJK NTT, dan semua pihak di OJK yang memberikan bukti nyata penguatan kelembagaan BPD NTT untuk mampu memberikan yang terbaik bagi pembangunan di Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
Menurut Riwu Kaho, para pemegang saham teutama pemegang saham pengendali ingin membuat Bank NTT menjadi bank yang hebat dan berkontribusi secara produktif, efektif, maju, moderen bagi pembangunan di NTT. Selain itu, harus memiliki daya tumbuh, daya tahan, dan nilai beda. “Karena itu, Bank Devisa adalah langkah pertanggungjawaban direksi,” ujarnya. (gma)