Kupang – Nelayan di Desa Ngadu Mbolu, Kecamatan Umbu Ratu Nggay, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur menggelar ritual adat yang tak biasa.
Ritual Adat Nye’bah digelar untuk mengantar arwah paus yang terdampar beberapa hari lalu di pesisir pantai desa tersebut.
“Ritual ini bertujuan ‘mengantar’ roh mamalia laut yang terdampar itu dengan menaburkan sirih pinang oleh ketua adat yang kemudian dilanjutkan dengan doa,” kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi di Kupang, Jumat (2/7).
Menurutnya, pada Kamis (1/7), nelayan setempat menemukan bangka paus raksana terdampar di pantai dalam kondisi membusuk, serta tanpa kepala dan ekor. Paus tersebut diduga mati di laut sebelum terseret gelombang ke pantai.
Warga setempat percaya roh paus tersebut masih ada di sekitar pantai, sehingga digelar ritual untuk mengantarnya kembali ke laut lepas.
Setelah ritual selesai, selanjutnya dilakukan prosesi pemakaman yang diawali menggali pasir di sekeliling bangkai paus kemudian menimbun dengan kayu kering yang sudah dipersiapkan. Sebelum dibakar, warga bersama perwakilan pemerintah daerah menyiram bangkai dengan minyak tanah dan bensin.
Dia menyebutkan, tim BKKPN Kupang bersama Dinas Perikanan Sumba Tengah telah memberikan sosialisasi kepada warga terkait penanganan bangkai mamalia laut tersebut. (gma/mi)