Kupang – Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur (NTT) memprakirakan awal musim hujan di daerah itu terjadi pada pekan ketiga Oktober 2022.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi NTT Rahmattulloh Adji, awal musim hujan hanya terjadi di zona musim (Zom) 474 yang meliputi Kabupaten Manggarai Barat bagian timur, Manggarai bagian tengah, dan Manggarai Timur bagian tengah.
Sedangkan awal musim hujan untuk 27 zona musim lainnya, terjadi pada November 2022.Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis, wwal musim hujan periode 1991-2020, awal musim hujan 2022/2023 di Nusa Tenggara Timur diperkirakan maju pada 15 Zom atau 53,6%, serta sama dengan normal pada 10 ZOM atau 35,7%.
Selain itu ada zom atau 10,7% mundur atau terlambat dibandingkan normalnya yaitu Zom 465 yang meliputi Manggarai Timur bagian timur, Ngada dan Nagekeo bagian barat), Zom 466 meliputi Sumba Barat Daya dan Sumba Barat bagian barat, dan Zom 468 meliputi Sumba Timur bagian tenggara.
“Dengan musim hujan yang tiba lebih awal, dapat dimanfaatkan pada sektor pertanian untuk mengawali aktivitas musim tanam lebih awal,” ujarnya akhir September 2022.
Sampai awal September 2022 lalu, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa La Nina masih berlangsung dengan intensitas moderat dengan nilai anomali suhu di samudra pasifik bagian tengah dan timur atau disebut sebagai indeks Nino 3.4 sebesar -1,07.
Sementara itu, kondisi anomali suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan fenomena Dipole Mode Event (Indian Ocean Dipole) dalam kondisi negatif dengan indeks Dipole Mode sebesar -1,01.
Menurutnya, fenomena La Nina diprakirakan akan terus melemah dan menuju netral pada periode September – November 2022. Sementara itu, fenomena IOD diprakirakan akan tetap negatif sampai Januari 2023. Kombinasi dari kedua fenomena tersebut (La Nina dan IOD negatif) diprakirakan akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia.
Kepala Dinas Pertanian NTT Lucky F. Koly minta petani yang mulai wilayahnya turun hujan lebih awal untuk segera menanam.
Untuk tahun ini, Pemprov NTT fokus mengembangkan empat komoditas unggulan untuk memperkuat ekonomi masyarakat menghadapi ancaman krisis pangan global dan ancaman krisis moneter.
Empat komoditas itu ialah jagung melalui program tanam jagung panen sapi (TJPS), sorgum, kelor, dan ayam kampung unggul balitbangtan (KUB).
Menurutnya, distribusi benih sedang berjalan seperti benih sorgum didatangkan dari Kabupaten Flores Timur sebanyak 11 ton. Benih disebar ke daerah yang akan menanam. Lucky menyebutkan mulai tahun ini, NTT memproduksi sendiri benih untuk kebutuhan pertanian seiring dengan program pengembangan pertanian secara besar-besaran.
Seperti program TJPS, sudah berjalan baik yang ditandai dengan penanaman 37.000 dari target 105.000 hektara yang ditanam pada musim tanam ke II April-September. “Sudah dipanen dan sudah dijual hasilnya oleh offtaker dan pentai sudah mendapatkan hasilnya,” kata Lucky.
Sedangkan sisa dari 65.000 hektare yang belum ditanam pada April-September, akan ditanam pada musim tanam ke I, Oktober-Maret. (mi/gma)
Labuan Bajo - Di tengah pesatnya perkembangan pariwisata dan permintaan energi listrik yang terus meningkat…
Jakarta - Gubernur NTT Terpilih, Melki Laka Lena, terus membangun sinergi untuk membangun NTT. Yang…
Lembata - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) menyalurkan bantuan program…
Denpasar - Jurnalis Kompas.com wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Sigiranus Marutho Bere, meraih juara satu…
Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai CEO of The…
Kupang - Kuimasi merupakan salah satu dari 9 desa di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa…
View Comments