Kupang – Pemerintah Australia akan mengekspor listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) seluas 12 ribu hektare ke Singapura melalui kabel bawah laut.
Kabel akan dibentangkan sepanjang 3.302 kilometer (km) mulai dari perbatasan ZEE Indonesia-Australia di Laut Timor melewati Samudra Hindia, Selat Lombok, Laut Bali, Laut Jawa, Selat Gaspar, Laut Natuna, Selat Riau, sampai ke batas Indonesia- Singapura
Untuk perairan NTT, kabel akan diletakan di sisi timur sampai barat Pulau Sumba dan sisi selatan Pulau Sabu dan Raijua. Kabel yang mulai diletakan pada 2024 tersebut, Australia akan mengirim 3 GW listrik untuk menyediakan seperlima dari kebutuhan listrik Singapura.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat setuju kabel listrik tersebut melintasi perairan NTT. Laiskodat mengatakan hal itu dalam pertemuan bersama Eric Dito, perwakilan PT Sun Cable Indonesia di Jakarta, Kamis (9/9/2021).
PT Sun Cable Indonesia adalah pemegang proyek peletakan kabel listrik bawah laut Australia-Asean Power Link (AAPowerLink) tersebut. Adapun, Sun Cable merupakan perusahaan patungan antara raja pertambangan Australia Andrew Forrest dan miliarder teknologi Mike Cannon Brookes.
Hal itu merupakan tindak lanjut kerjasama yang telah disepakati Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dalam pertemuan tersebut, Laiskodat menegaskan kepada proyek tersebut dapat memberikan manfaat atas kehadiran mereka di perairan laut NTT.
“Oke, tidak ada masalah. Pasti kita akan dukung, karena saya tahu ini terbaik untuk dunia. Jelas harus ada manfaatnya. Selanjutnya nanti silahkan paparkan ke tim kami karena tentu ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dari segi lingkungan dan fungsi laut. Ditinjau juga apa-apa saja yang dapat mempengaruhi dan sebagainya,” jelas Gubernur Lasikodat.
Sementara itu, Eric Dito menjelaskan proyek kabel listrik Australia-Singapura akan melibatkan daerah di Indonesia. Proyek tersebut juga akan melibatkan berbagai pihak di Indonesia termasuk universitas untuk kegiatan pra-rekontruksi. “Ke depan sesuai harapan bapak gubernur, kita akan maksimalkan semua potensi yang ada di NTT, ada transfer of knowledge, serta efek ganda terhadap perekonomian melalui manufaktur dan jasa di Indonesia,” jelasnya. (*/gma)