Asprov PSSI NTT Menyambut Inisiasi Bola Wanita

  • Whatsapp
Foto: Dok Yahya Ado

Kupang—Asosiasi Propinsi Persatuan Sepak Bola Indonesia (Asprov PSSI) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyambut inisiasi Bola Wanita di daerah itu.

Bola Wanita digagas oleh Plan International Indonesia bekerjasama dengan PSSI Pusat dan mitra implementasi Yayasan Rumah Solusi BETA Indonesia (RSBI) untuk dua kabupaten yakni Timor Tengan Selatan dan Timor Tengah Utara.

Penyambutan dan apresiasi ini disampaikan oleh Sekretaris Asprov NTT Lambert Tukan saat menyampaikan materi tentang Sejarah dan Filosofi Bola di NTT, di Kupang Kamis 10 Mei 2018.

Lambert mengakui bola wanita di NTT belum menjadi perhatian serius pemerintah atau para pihak yang berkepentingan, termasuk Aspov. Karena itu, gagasan Bola Wanita tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk memulai sejarah baru. NTT bisa menghasilkan pemain-pemain hebat wanita, setidaknya dari kedua kabupaten target ini untuk mengikuti dapat ajang Piala Pertiwi atau kejuaraan sepak bola wanita lainnya di tingkat pusat.

“Saya mengapresiasi insiasi dan menyambut dengan sangat baik inisiasi bola wanita di NTT. Ini pertama kali digagas serius di NTT. Kita berharap dari proses pelatihan dan turnamen-turnamen yang dilakukan, dapat menghasilkan pemain yang hebat dan kompeten, sekaligus menginspirasi kabupaten/kota lain di NTT untuk mulai memikirkan bola wanita di masing-masing Asosiasi PSSI di tingkat Kabupaten/Kota (Askab),” harap Lambert.

Kegiatan Pelatihan Modul Integrasi Teknis Bola dan Perilaku Beresiko di Kalangan Remaja ini adalah sebuah inovasi baru bola kaki di Indonesia dari NTT untuk menyampaikan pesan-peran positif kepada anak, remaja dan pemain bola tentang nilai-nilai di bola kaki. Modul ini juga adalah modul pertama kali yang dihasilkan PSSI atas kerjasama dengan PLAN dan Rumah Solusi, NTT.

Papat Yunisal, selaku Komite Eksekutif PSSI Pusat sekaligus Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia di sela-sela kegiatan ini menyatakan modul yang dilatih adalah modul integrasi yang dikembangkan khusus untuk mengintegrasi bola dan enam prilaku beresiko yang sering terjadi pada anak dan remaja.

“Selain teknis bermain bola sebagai dasar untuk melatih para pemain bola, modul ini juga berisi tentang bagaimana upaya mencegah perilaku beresiko seperti, bullying, merokok, narkoba, internet negatif, seks beresiko dan kekerasan dalam pacaran, termasuk di dalamnya tentang kesetaraan gender. Bahwa bola tidak hanya bisa dimainkan oleh orang laki-laki, tapi bisa juga oleh wanita,” jelas Papat.

Pelatihan modul yang dilaksanakan selama tiga hari pada 9 – 11 Mei 2018 di Hotel Amaris Kupang ini dibuka oleh Maria Grace, Program Support Office Manager Plan International Indonesia di NTT.

Foto; Dok Yahya Ado
Foto; Dok Yahya Ado

Pelatihan ini menghadirkan 56 peserta dari 20 sekolah target di TTS dan TTU, yang terdiri dari guru olahraga, guru bimbingan dan konseling (BK), Askab kedua kabupaten beserta perwakilan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dari masing-masing kabupaten.

Sementara fasilitator dalam kegiatan pelatihan modul integrasi bagi para pelatih ini adalah Papat Yunisal (Komite Eksekutif PSSI Pusat), Jakob Riwoe selaku Pelatih Tim Nasional (Timnas) Wanita, Budi Prihanarko dan Dwi Putro Suhadi, tim penyusun modul integrasi bola wanita PSSI, M. Rambu Wasak, Komite Eksekutif Asprov NTT, dan materi enam perilaku beresiko yang disampaiakan oleh Andarinyo Fay dari Plan International Indonesia. Kegiatan tersebut dikemas dalam sesi in door untuk penyampaikan materi, presentasi dan diskusi, serta sesi out door untuk teknis bola dan integrasi di lapangan sepak bola Bali United, Kupang NTT.

Yahya Ado, Direktur RSBI NTT menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PSSI pusat, Asprov PSSI provinsi NTT, Askab PSSI TTS dan TTU, Pemerintah Propinsi, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara dan Plan International Indonesia atas kerjasama dan dukungan yang sudah diberikan selama ini.

Kita sungguh-sungguh dan serius untuk memulai bola wanita di NTT. Tentu dengan kerjasama dan dukungan yang baik dari semua kita, kita berkomitmen menciptakan iklim olahraga yang kondusif dan bersahabat demi menciptakan atlit-atlit bola wanita yang hebat dan berkompeten bagi NTT dan Indonesia.

“Kita semua adalah bagian tak terpisah dari inisiasi mengembangkan bola wanita di NTT ini. Tentu saja, peran dari masing-masing kita menjadi sangat penting dan vital demi mendukung lahirnya pemain-pemain bola muda Indonesia dari NTT. Saya berharap, dengan perhatian yang lebih serius dari kita semua, kita semakin optimis dan yakin akan menciptakan sejarah baru bagi Indonesia dan bahkan dunia, bahwa wanita NTT tetap punya nilai dan kedudukan yang terhormat, sebagai pemain bola wanita di Indonesia,” tutup Yahya. (*)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *