Daerah

Antisipasi Krisis Energi, Pengembangan PLTP Ulumbu Jadi Keharusan

Ruteng – Pemerintah kabupaten Manggarai bersama PLN melaksanakan kegiatan multi-stakeholder workshop atau penyuluhan rencana pembangunan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu 2 x 20 Mw di Ruteng, Senin (22/8/2022).

Turut hadir pula segenap forkompinda Kabupaten Manggarai, penggiat organisasi lingkungan dan mahasiswa, tokoh masyarakat, dan masyarakat adat di sekitar rencana pengembangan PLTP Ulumbu.

Bupati Kabupaten Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit pada sambutannya mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan anugerah sumber daya alam pada Ulumbu, dan mengapresiasi masyarakat sekitar yang telah membuka hati dan membuka diri agar tanah ulayatnya dimanfaatkan untuk eksplorasi dan pemanfaatan panasbumi sehingga menghasilkan listrik.

“Listrik sudah menjadi bagian pokok dari kehidupan, dan saya yakin masyarakat akan memahami bahwa listrik itu sangat penting,” imbuhnya.

Kegiatan penyuluhan pengembangan PLTP Ulumbu melalui multi-stakeholder workshop diharapkan mampu menjawab keresahan masyarakat akan rencana yang akan dilakukan oleh PLN, keterbukaan informasi terkait segala proses, penyampaian manfaat pembangunan dan analisis penanganan resiko yang dapat muncul dan tentunya dapat dikendalikan dengan teknologi, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat terlebih materi penyuluhan disampaikan oleh para ahli sesuai bidangnya masing-masing.

“Pada akhirnya saya yakin semua akan setuju, hal yang baik kita ambil, risiko yang berpotensi muncul bisa diatasi dengan baik karena Manggarai dapat memberikan sumbangsih untuk kelistrikan Flores,” sambung Herybertus Nabit.

Pada kesempatan sebelumnya, melalui pidato dalam rangka HUT kemerdekaan RI ke 77, Bupati Manggarai menyebutkan, mengantisipasi krisis energi yang sedang menjadi isu nasional, dan selaras dengan semangat pemerintah pusat, untuk mengambil langkah-langkah strategis demi mengantisipasi permasalahan tersebut di kemudian hari.

“Dukungan masyarakat terhadap eksplorasi pembangkit listrik Ulumbu adalah sebuah keharusan, dengan bertambahnya listrik yang dihasilkan oleh PLTP Ulumbu, maka listrik untuk masyarakat Manggarai akan terpenuhi sehingga tidak ada lagi listrik untuk masyarakat Manggarai yang memanfaatkan tenaga diesel yang membutuhkan BBM sangat besar,” katanya.

Vice President Energi Panas Bumi PLN, Hendra Yu Tonsa Tondang menuturkan, workshop ini merupakan tindak lanjut dari hasil audiensi dengan pak bupati, stakeholder terkait, dan tokoh masyarakat, setelah PLN bersama tim melaksanakan prosesi tabe gendang di setiap masyarakat adat yang ada di kecamatan Satarmese atau ring 1 rencana pengembangan PLTP Ulumbu.

“PLN menjalankan amanat pemerintah, PLN harus mampu menjawab isu global tentang krisis energi, sehingga pengembangan energi baru terbarukan harus dilaksanakan dan potensi panas bumi Ulumbu sangat memiliki peran pada bauran energi nasional,” ujar Hendra.

Hendra juga melanjutkan saat ini kemandirian energi untuk Manggarai ditopang oleh operasi PLTP Ulumbu dan PLTMH Waigarit, sementara sisa 50% beban ditopang oleh sistem Flores yang bersumber dari PLTMG Rangko di Labuan Bajo dan PLTMG Maumere yang berbahan bakar minyak.

Peningkatan rasio elektrifikasi Manggarai dua tahun terakhir meningkat secara signifikan menjadi 96,8%. Ia mengatakan hal tersebut didorong oleh keandalan suplai energi pada Sistem Flores, dan tentunya ini menjadi tantangan bagi PLN dalam mendukung aktifitas ekonomi dan investasi di Manggarai khususnya, serta pulau Flores pada umumnya.

“Kedepan PLN akan mematikan pembangkit PLTD yang menggunakan energi fosil, dan secara bertahap, transisi energi ke energi baru terbarukan sedang kita mulai, terlebih lagi panas bumi memiliki operasi yang berkelanjutan sampai 100 tahun,” tutupnya.

Keunggulan dari panas bumi adalah renewable, bersumber dari alam yang dapat terbarukan secara alami, sustainable, dapat menghasilkan energi berkelanjutan (long life time), direct use atau dapat digunakan secara langsung untuk proses-proses pengolahan, pertanian, ataupun industri-industri lain yang membutuhkan energi panas.

Panas bumi juga sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah buangan ke masyarakat dengan adanya reinjeksi air hasil sisa pemanfaatan energi panas bumi, kembali ke bawah permukaan. Emisi gas dari panasbumi juga sangat rendah sekali apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. (*)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

1 hour ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

3 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

3 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

5 hours ago

Debat Soal Tata Kelola SDA, Dua Cawagub Dukung Pandangan Johni Asadoma

Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…

10 hours ago

Terjawab, Program Air di NTT Ternyata Inisiatif Pemerintah Pusat, Dikerjakan TNI

Kupang - Masalah air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi perhatian utama. Menurut…

16 hours ago