Categories: Humaniora

Angka Stunting di NTT Turun Jadi 2,1 Persen

Kepala Dinas Kesehatan NTT dokter Dominikus Mere mengatakan pelayanan gizi kepada masyarakat tetap berjalan agar tidak memperburuk risiko terjadinya masalah gizi akut, bahkan stunting.

Menurutnya di era new normal, pelayanan kesehatan dan gizi tetap mengunakan protokol kesehatan seperti dalam pemantauan pertumbuhan balita di posyandu.

“Status gizi balita terus dipantau serta diberi intervensi gizi agar tidak jatuh ke gizi buruk maupun stunting,” katanya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, prosentase balita stunting di NTT turun selama tiga tahun berturut-turut. Pada 2018, prosentase stunting di daerah itu sebesar 35,4%, kemudian menurun menjadi 30,3% pada 2019.

Selanjutnya pada 2020 prosentase stunting turun lagi menjadi 28,2% atau menurun sebesar 2,1%. Sedangkan selama 2018-2020 terjadi penurunan stunting sebesar 5,1%.

Meskipun terjadi penurunan stunting, namun lima kabupaten di NTT masih tercatat sebagai daerah dengan prosentase tertinggi yakni Timor Tengah Selatan 44,1%, Sabu Raijua 41,2%, Sumba Barat Daya 38,8%, Timor Tengah Utara 35,7%, dan Malaka 33,5%.

Selain itu, lima kabupaten dengan prosentase stunting terendah yani Manggarai Barat 19.4%, Ngada 19,1%, Ende 19.0%, Nagekeo 18,0%, dan Manggarai Timur 16.4%.

Menurutnya, pemberian makanan tambahan balita diutamakan bagi balita gizi kurang dan pemberian makanan tambahan diprioritaskan kepada ibu hamil kurang energi kronis (KEK), dan penanganan gizi buruk.

Saat ini, balita gizi buruk di NTT sebanyak 8.351 orang dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Kupang 1.336 orang dan Timor Tengah Selatan 1.106 orang, dan Kota Kupang 764 orang.

Adapun balita gizi kurang sebanyak 28.363 orang dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Kuapng 3.440 orang, Timor Tengah Selatan 3.410 orang dan Rote Ndao 1.947 orang.

Sementara itu, ketersediaan stok vitamin sampai Mei 2020 cukup, yakni vitamin A merah sebanya 1,3 juta tablet, vitamin A biru 749.078 tablet, tablet tambah darah (TTD) 12,3 juta tablet, mineral mix 232.673 sachet, dan RUTF (Ready to Use Therapeutic Food) sebanyak 450 boks. (gma)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Jaringan Politik Nasional Kuat, Cerdas dan Berintegritas, Melki-Johni Pilihan Tepat Pimpin NTT

Kupang Pasangan Calon (paslon) Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut…

5 hours ago

PLN Peduli Bersama SMKN 3 Mataram, Maknai Sumpah Pemuda Lewat Pelatihan Konversi Motor Listrik

Mataram - PLN Peduli melalui PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra)…

7 hours ago

Puluhan Tomas Takari Temui Korinus Masneno Minta Kampanye Akbar

Kupang - Sekitar 30 tokoh masyarakat (Tomas) kelurahan Takari dan desa Noelmina kecamatan Takari, Kamis…

7 hours ago

Pengamat Menilai Konsep Birokrasi yang Ditawarkan Melki-Johni Relevan

Kupang -  Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, konsep pengelolaan birokrasi yang ditawarkan…

9 hours ago

Debat Soal Tata Kelola SDA, Dua Cawagub Dukung Pandangan Johni Asadoma

Kupang - Calon wakil gubernur NTT dari pasangan nomor Urut 2, Johni Asadoma diapresiasi saat…

14 hours ago

Terjawab, Program Air di NTT Ternyata Inisiatif Pemerintah Pusat, Dikerjakan TNI

Kupang - Masalah air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menjadi perhatian utama. Menurut…

20 hours ago