Angka Kemiskinan Turun Jadi 8,24 Persen, Pemkot Genjot Ekonomi Kreatif

  • Whatsapp

Kupang – Angka persentase penduduk miskin Kota Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penurunan jelang akhir tahun 2024.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kupang yang diperoleh lintasntt.com Selasa (12/11), per- 10 September 2024 persen angka penduduk miskin Kota Kupang sebesar 8,24 persen atau sebanyak 40,38 ribu jiwa dari jumlah penduduk sebesar 442.758.

Sebelumnya pada tahun 2023 lalu, angka penduduk miskin Kota Kupang sebesar 8,61 persen atau sebanyak 41,20 ribu jiwa dari jumlah penduduk 442.758 jiwa.

Sementara angka Garis kemiskinan Kota Kupang pertahun 2023 lalu sebesar Rp 732.921.
Angka Garis kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.

Ditengah menurunnya tren angka kemiskinan tersebut pemerintah Kota Kupang terus berupaya menggenjot laju pertumbuhan ekonomi warga lewat program-program strategis disejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam rangka menurunkan angka penduduk miskin dengan menciptakan peluang usaha baru di ibukota.

Pekan kemarin melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemkot Kupang menggelar pelatihan kuliner bagi para pedagang ikan di destinasi Pantai Kelapa Lima.
Hal tersebut sebagai salah satu upaya mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat dibidang kuliner dalam rangka peningkatan ekonomi warga dan mengurangi angka pengangguran.

Pelatihan dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ignasius Repelita Lega, SH, di Aula SMKN 3 Kupang, Kamis (7/11).

Saat membuka kegiatan Ignas menyampaikan Pemerintah Kota Kupang terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif warga Kota.

Dikatakan program pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Kupang dalam membangun ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Selain fokus pada pengembangan keterampilan, pelatihan ini juga mendorong para pelaku usaha untuk membangun jaringan bisnis yang kuat, baik sesama pedagang maupun dengan wisatawan.

“Kami berharap melalui pelatihan ini, para pelaku usaha kuliner dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Ignasius. (Jmb)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *