Kupang – Korban meninggal akibat rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur bertambah satu orang, Kamis (1/2/2024).
Korban meninggal seorang anak perempuan berisial NK, 11, asal Desa Oleu, Kecamatan Toianas. Dengan demikian, total korban tewas bertambah dari sebelumnya 14 orang menjadi 15 orang.
Kepala Dinas Kabupaten TTS dokter Ria Tahun mengatakan, NK digigit anjing miliknya pada 3 Agustus 2023.
“Tidak ada cuci luka dan tidak mendapatkan VR (virtual reality) lokasi gigitan di kaki kiri bawah lutut.luka dibiarkan sembuh dengan sendirinya tidak dilaporkan. Petugas kesehatan sudah ke desa saat tracing tapi tidak dilaporkan oleh keluarga,” ujarnya.
Selanjutnya pada 29 Januari, timbul gejala kram pada kaki kiri, kemudian pada 30 Januari 2024 muncul gejala demam, takut asap, takut nyala api dan takut angin.
Keluarga baru melapor pada 31 januari 2024 jam 07.00 Wita dengan keluhan demam, gelisah takut angin, takut air sehingga langsung dirujuk ke puskesmas.
Menurutnya, NK dirawat di Puskesmas Hauhasi, namun keluarga menolak untuk dirujuk (ke rumah sakit). Keluarga minta pulang paksa, petugas kabupaten sempat ketemu pasien di Puskesmas Hauhasi sudah diberikan edukasi tapi tetap menolak dan pulang ke rumah pada pukul 20.00 Wita. “Pada 1 Februari 2024 dini hari pasien dinyatakan meninggal,” ujarnya.
Sementara itu, total kasus rabies di TTS sampai 31 Januari, sebanyak 3.06 orang. Dari jumlah itu, tersebar di 262 desa di 32 kecamatan. Pada 31 Januari pula terjadi tambahan 17 kasus gigitan baru. (*/gma/mi)