Jakarta–Sebanyak 11 siswa alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Lapangan Nekamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur bertolak menuju Garuda Yaksa Farm di Hambalang, Bogor, Rabu (5/10/2016).
Di sana, mereka akan menjalani program kerjasama magang selama lima bulan.
Para siswa tersebut selama tiga tahun, menempah diri, belajar dan bertekun di sekolah tersebut. Angkatan ini awalnya berjumlah 21 orang, namun hanya 17 orang yang bertahan. Dari jumlah itu, terpilih 11 orang mengikuti program magang.
Sebelum bertolak ke Bogor, puluhan siswa itu bertemu pendiri SMK Lapangan Nekamese Fary Francis yang juga ketua Komisi V DPR di rumah jabatan DPR RI Kalibata.
“Cita-cita dan harapan mereka sederhana namun luar biasa, menjadi petani dan peternak tangguh walau mesti kembali berkarya di kampung-kampung. Mereka ini anak-anak kampung. Datang dari kampung,” kata Fary kepada lintasntt.com di Jakarta, Rabu malam.
Hampir semua anak yang sekolah di SMK tersebut, sebelumnya putus sekolah antara 4-5 tahun. Mereka anak-anak yang putus harapan, masa depannya tidak jelas. Ada yg harus membantu orang tua dengan menjadi buruh kasar, ada juga yang menjadi tukang ojek.
“Sekolah Lapangan Nekamese telah merubah mindset dan paradigma berpikir mereka tentang hidup dan masa depan,” ujarnya.
Menurut Fary, anak-anak tersebut berasal dari kampung, namun mereka bukan kampungan. Mereka berani menghadapi masa depan dan percaya diri untuk membangun hidup lebih baik di kampung kelak dengan modal iman, ilmu dan akhlak yang ditempa di Nekamese. “Hari ini mereka siap menjadi petani dan peternak tangguh di kampung,” kata Fary.
Program program magang akan mematangkan ilmu yang mereka peroleh selama belajar di SMK Lapangan Nekamese. mempertajam wawasan dan keterampilan di bidang pertanian dan peternakan serta membangun jaringan dengan dunia luar dengan berbagai perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan.
Program magang alumni SMK Lapangan Nekamese ini merupakan kedua kalinya. Senior-senior mereka dari angkatan perdana sekarang sudah berada di kampung dan mulai mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang mereka miliki.
“Selaku pembina sekaligus pendiri Sekolah Lapangan Nekamese, saya sangat mendukung anak-anak ini menjadi petani dan peternak tangguh profesional dan modern di kampung. Sesuai spirit SMK Nekamese, bangun kampung bangun Indonesia. Dari aspek pengetahuan, mereka telah menyelesaikan studi 3 tahun dgn hasil memuaskan (secara teori),” ujarnya.
Dari aspek pengalaman, para alumni tersebut selama 3 tahun telah menjalani kurikulum sekolah lapangan (70% di lahan atau kandang dan 30% dalam ruangan). Program magang membantu mengasah lebih tajam keterampilan dan wawasan mereka di konteks yang lain, sekaligus membangun jaringan. Tujuannya, walau pada saatnya mereka bertindak lokal (menjadi petani dan peternak di kampung) tetapi selalu memiliki jaringan global dan regional. (gma)
Kupang - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih, Johni Asadoma merayakan ulang tahunnya yang…
Kupang - KPU Nusa Tenggara Timur (NTT) akan melaksanakan pleno penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur…
Kupang - Ferdinan Lalay, pelaku pembacokan terhadap Yafet Lalay di Persawahan Nggeladale, Desa Matasio, Kecamatan…
Kupang - Yafet Lalay, petani asal Dusun Oesuti, Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote…
Kupang - Wakil Wali Kota Kupang terpilih 2024, Serena Cosgrova Francis bertemu Menteri Perdagangan dan…
Kupang - Ditreskrimum Polda NTT menetapkan tiga tersangka kasus kekerasan seksual sesama jenis, Senin (6/1/2025).…