Kupang – Christian Yeheskiel, mahasiswa asal Kabupaten Manggarai menanyakan kepada cawagub NTT Johni Asadoma mengenai strategi pemberantasan kemiskinan lima tahun ke depan,
Christian menanyakan itu saat menghadiri kampanye rapat terbatas yang digelar Johni Asadoma di Kota Kupang pada Rabu (30/10/2024) malam.
“Kebanyakan anak-anak tidak bersekolah karena faktor ekonomi, bukan hanya di Manggarai tetapi juga kabupaten lainnya termasuk di daratan Timor ini,” kata Christian.
Johni menjelaskan, pemberantasan kemiskinan harus diawali dengan membuka lapangan kerja. Dengan bekerja, masyarakat memperoleh penghasilan yang kemudian digunakan untuk membayar kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anak mereka.
Namun, menurut Johni, persoalan yang terjadi di NTT selama ini adalah bagaimana membuka lapangan kerja. “Kita mengundang investor untuk berinvestasi di NTT,” lanjut Johni.
Melki-Johni mengundang investor untuk berinvestasi dalam berbagai sektor, mulai dari pariwisata, pertanian pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan infrastruktur, sekaligus menjadi adalah mesin pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kalau investasi masuk, maka lapangan kerja akan terbuka dan masyarakat dapat kerja sehingga perputaran uang itu masyarakat akan lancar.
Johni mencontohkan, investasi dalam bidang perhotelan, tidak hanya terbuka lapangan kerja dia butuh karyawan, tetapi juga masyarakat karena hotel bmembutuhkan bahan makanan untuk tamu-tamunya.
Seperti beras, ikan, daging, telur, sayur buah, bawang, cabe, dan sebagainya. Dengan demikian, petani dan peternak mempunyai pasar yang rutin yang bisa diterima oleh hotel-hotel tersebut.
Setelah hotel sudah hidup, dan tamu mulai berdatangan, selanjutnya, sektor lain juga ikut bergeliat, yakni UMKM, transportasi, hingga bisnis pemandu wisata. Hal yang sama juga terjadi pada sektor lainnya.
“Inilah multiplayer effect daripada pariwisata bisa membuka lapangan kerja dan menggerakkan perekonomian rakyat,” ujarnya.
Kemudian di sektor perikanan, masih banyak
yang bisa kita tingkatkan seperti ikan tuna. “Kulit dan kepalanya dipotong dan dibuang, isinya dikirim ke Jawa bahkan luar negeri, padahal bisa diolah menjadi kerupuk atau pakan ternak.
Berikutnya, kacang mente dapat diproduksi secara moderen agar harga jual lebih tinggi dari saat ini. “Biji mente dibuat olahannya di NTT sehingga harganya akan lebih tinggi, ” kata mantan Kapolda NTT ini.
Strategi ini akan membuka lapangan kerja dengan mengelola sebuah potensi-potensi baik di bidang pariwisata maupun di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi NTT.
Dengan demikian, PAD akan naik sehingga kapasitas fiskal daerah semakin baik dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat. (*/tim)