Yusak Benu, Pemilik KM Garda Maritim Dilantik jadi Ketua DPC INSA NTT

  • Whatsapp

Kupang – Yusak Benu dilantik sebagai Ketua Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners’ Association/INSA) DPC, Kupang, NTT periode 2024-2029, Senin (30/10/2024) malam.

Pada 22 Juli 2024, pemilik Kapal Feri Garda Maritim ini terpilih secara aklamasi untuk DPC INSA Kupang. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto, dihadiri perwakilan dari Timor Leste.

INSA adalah wadah para pengusaha pelayaran yang didirikan sejak 1967, namun selama 10 tahun terakhir, INSA Kota Kupang tidak bisa berjalan yang kemudian berdampak terhadap operasional pelabuhan. Pada tahun 2000an, pernah ada kepala cabang INSA di Kupang, namun bukan pemilik kapal.

“Dengan INSA saya ingin mengirimkan pesan untuk investor di bidang perkapalan bahwa mulai hari ini kami canangkan investasi di dunia perkapalan NTT kami akan kawal dan aman,” kata Yusak Benu saat menyampaikan sambutan.

Yusak mengisahkan, saat melakukan pembukaan pelayaran lewat Garda Maritim pada tahun 2019, karena ingin memberikan akses lebih mudah bagi masyarakat di provinsi kepulauan ini.

Kapal baru tersebut dihadirkan untuk memberi layanan nyaman bagi masyarakat, Namun, iklim investasi di NTT tidak begitu baik. Bahkan, upaya untuk menghadirkan tambahan satu kapal baru di NTT harus kandas.

Namun, setelah menjabat ketua DPC INSA, Yusak berniat membuka jalur pelayaran dari Kupang – Atapupu- Timor Leste – Alor.

Dia menegaskan, ada keinginan bersama para pengusaha Maritim di Indonesia Timur agar menjadikan Kupang sebagai salah satu pusat perdagangan Indonesia. Kupang akan menjadi titik pengembangan perdagangan internasional antara Indonesia, Timor Leste dan Australia. “Ini keseriusan kami yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti saudara kami dari Timor Leste juga hadir dalam acara malam ini. Kami telah menjalin hubungan baik,” ujarnya.

Dia mengatakan, selama ini dia berhubungan baik dengan para pihak di NTT, termasuk saat dirinya berada dalam kepengurusan Kadin NTT. Meski begitu, pihaknya tidak bisa lebih jauh dalam urusan, terutama di sektor pelabuhan karena kawasan itu punya otoritas tersendiri.

“Saya pernah diminta oleh pihak dari Pelabuhan Atapupu di perbatasan untuk menyelesaikan proses hibah. Secara serius kami dari NTT sedang mengerjakan free trade zone. Karena kebangkitan ekonomi NTT salah satu titik ada di perbatasan Timor Leste dan Indonesia,” ujarnya.

Untuk mendukung itu, membutuhkan infrastruktur yang bisa terkoneksi. Salah satunya pelabuhan. Yusak mengatakan, beberapa pelabuhan di NTT sering terhambat pembangunan karena proses hibah yang tidak berjalan baik.

Dampak dari itu membuat intervensi pemerintah pusat lewat berbagai anggaran juga ikut terkena. Yusak meminta dukungan dari otoritas terkait agar proses hibah yang sedang dilakukan bisa berjalan lancar.

Sementara itu, Carmelita mengatakan, pembukaan jalur Kupang – Timor Leste dari laut merupakan sisi positif karena di samping memperkuat hubungan antara Indonesia dan Timor Leste, khususnya di bidang pelayaran dan perdagangan. “Kita menyadari ekonomi global penuh dengan ketidakpastian. Menjaga daya beli tetap menjadi tantangan,” kata dia.

Daya beli merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, transportasi NTT diharapkan bisa ikut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Carmelita menjelaskan, dengan segala potensi yang ada, DPC INSA Kupang bisa memainkan peran aktif dalam optimalisasi potensi yang ada.

“Seluruh pengurus INSA DPC Kupang agar rajin-rajin berkomunikasi dengan KSOP. Ini bisa terjadi agar program INSA bisa berjalan baik,” tutupnya. (*/gma)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *