Larantuka-Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma, melanjutkan rangkaian kampanye terbatasnya dengan mengunjungi Rumah Adat Baipito di Desa Mudakapitu, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Senin (30/9/2024).
Kehadirannya disambut antusias oleh warga setempat yang berharap pasangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma (Paket Melki-Johni) bisa membawa perubahan nyata bagi daerah mereka.
Johni mengungkapkan kebahagiaannya dapat kembali ke Flores Timur. “Saya sering datang ke Larantuka. Bulan lalu saya juga sempat ke sini. Saya adalah putra Lamaholot yang merasa selalu pulang saat berada di sini,” ujarnya di hadapan warga. Ia juga menyampaikan salam dari Calon Gubernur NTT, Melki Laka Lena, yang tengah melakukan kunjungan ke Bajawa.
Dalam orasinya, Johni menegaskan bahwa dukungan dari 11 partai politik, termasuk Gerindra dan Golkar, merupakan kekuatan besar bagi Paket Melki-Johni.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa jaringan politik mereka di tingkat nasional, termasuk kedekatan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto, akan mempermudah akses untuk mendapatkan dana tambahan guna mempercepat pembangunan di NTT. “Saat ini, anggaran NTT sekitar Rp5,5 triliun, dan itu masih sangat kurang. Sebagian besar anggaran tersebut berasal dari pusat.
Untuk menambah anggaran, kita butuh koneksi di Jakarta. Karena saya adalah bagian dari tim Pak Prabowo, maka akses ke pusat akan lebih mudah,” jelas Johni.
Ia juga menggarisbawahi rencananya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan potensi lokal, seperti industri perikanan di Flores Timur, dengan menekankan hilirisasi sehingga hasil produksi tidak lagi dijual dalam bentuk mentah.
Selain itu, Johni berjanji untuk meningkatkan ketersediaan air dengan membangun lebih banyak embung, memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak, dan memastikan semua warga memiliki akses BPJS untuk layanan kesehatan gratis.
Warga Desa Mudakapitu menyampaikan sejumlah keluhan kepada Johni, salah satunya terkait kondisi Pasar Baru Larantuka yang dianggap terlalu sempit dan retribusi yang tinggi.
“Pasar itu sangat kecil dan penjual banyak. Saya biasa hanya mendapat keuntungan Rp30 ribu dari menjual daun ubi, sementara karcis pasar setiap hari Rp1.000. Kemana kami harus mengadu?” ungkap Maria Leni Marlina Paji, salah satu warga.
Menanggapi hal ini, Johni berjanji akan segera melakukan penataan pasar bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Selain itu, masalah jaringan telekomunikasi yang minim di desa tersebut juga menjadi perhatian utama.
Ketua Lembaga Pemangku Adat setempat, Gaslar Sinu Leton, menyampaikan bahwa jaringan internet yang buruk menghambat pendidikan anak-anak mereka.
“Masalah ini sudah masuk dalam agenda kami. Akses internet yang memadai sangat penting untuk mendukung pembangunan di daerah-daerah terpencil seperti ini,” tegas Johni.
Warga lainnya, Maria Waha Leton, berharap agar program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat lebih merata sehingga orang tua tidak kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Johni menjelaskan bahwa banyak warga yang belum menerima KIP dan berjanji akan memperjuangkan hal ini jika terpilih.
Acara kampanye ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh politik dari partai-partai pendukung Paket melki-Johni.
Ketua DPD Golkar, Nany Bethan, menegaskan komitmen mereka untuk memenangkan Paket MJ di Flores Timur. “Flotim adalah satu-satunya kabupaten di NTT yang memiliki tiga rumah sakit.
Ini berkat perjuangan Pak Melki. Kami yakin, dengan paket yang lengkap seperti ini, Paket Melki-Johni akan melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya.
Ketua DPD PPP, Djahidin Umar, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengajak seluruh warga Mudakapitu untuk solid dalam mendukung Paket Melki-Johni. “Tinggal 58 hari lagi, kita akan mencoblos nomor urut 2. Mari kita berjuang bersama-sama, dan pastikan Paket Melki-Johni menang,” serunya.
Dengan kunjungan ini, Johni Asadoma kembali menegaskan komitmennya untuk membangun NTT, khususnya Flores Timur, dengan memperbaiki infrastruktur, meningkatkan layanan kesehatan, serta mendukung kemajuan ekonomi lokal. (*/tim)
