Pemberi Semangat Di Pelosok Pulau Timor Itu Bernama JNE

  • Whatsapp
oto : Beberapa Buku Yang Pernah saya Pesan Menggunakan JNE

Kupang – Sejak tahun 2020, selepas mendapatkan amplop putih berisikan selamat untuk perjuangan selama tiga tahun melewati masa Sekolah Menengah Atas (SMA), saya berkeinginan untuk pindah ke Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Keinginan itu telah saya balut sejak melepas masa putih biru di tahun 2017. Kala itu, mimpi untuk mengakses pendidikan di ibu kota provinsi sudah saya rencanakan sejak awal, walau tak tahu harus berbuat apa dan ke mana.

Masa putih abu-abu itu, saya lewati di SMA Negeri 1 Amanuban Tengah, satu-satunya sekolah menengah atas yang berstatus negeri, tepatnya di Kecatmatan Amanuban Tengah,
Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sekolah yang berjarak 120 kilometer dari ibu kota provinsi.

Kabupaten TTS merupakan salah satu dari 21 kabupaten yang ada di Propinsi NTT, dengan luas wilayah sekitar 3.947 kilometer persegi yang terdiri dari dari 32 kecamatan, 266 desa dan 12 kelurahan dengan mayoritas wilayah adalah daratan.

Secara Geografis, kabupaten yang terletak di tengah Pulau Timor ini, dilintasi jaringan jalan negara yang menghubungkan Kota Kupang, Kota Atambuat, ibu kota Kabupaten Belu hingga negara tetangga Timor Leste.

Perjalanan selama tiga tahun di bangku sekolah menengah atas tidaklah mudah, saya sering di perhadapkan dengan stigma dan opini dari masyarakat tentang rendahnya tinggkat pendidikan di daerah pelosok yang juga tak jarang saya temukan di media sosial

Sungguh keadaan itu cukup menguras mental, bahkan motivasi untuk berkembang. Akan tetapi, saya tetap bersikeras pula bertarung memupuk keyakinan dalam memerangi keterbatasan akses terhadap pendidikan. Bagi saya, kondisi tersebut tidaklah mutlak dan kaku untuk dunia yang serba instan seperti sekarang ini.

Saya tengah memulai semuanya itu dengan sederhana dan bertahap, mulai dari mendapatkan sumber bacaan yang berkualitas, mencari mentor, bahkan belajar pun banyak yang saya praktikan sendiri alias otodidak.

Untuk memperoleh referensi bacaan yang gratis, saya coba memanfaatkan buku-buku yang yang tersedia di perpustakaan sekolah, bahkan meminjam buku dari teman maupun dari
kerabat yang memiliki hobi yang sama. Saya pikir, ini langkah awal untuk membuat saya terus bertumbuh.

Saya sadar bahwa, berpendidikan adalah hak dan kewajiban setaip warga negara, saya pun tak ingin menuntut apa lagi menyalahkan keadaan, bagi saya, memiliki bahu yang kuat saja itu sudah lebih dari cukup.

Selama tiga tahun itu, saya coba mencukupkan diri dengan fasilitas-fasilitas sekitar yang saya anggap dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk terus berkembang. Di balik semangat yang ada, tidak sedikit juga pribadi yang terus memotivasi pula memfasiltasi dengan dukungan, doa, bahkan materi yang saya mamfaatkan sebagai bahan bakar untuk terus bergerak.

Di kala mengurai perjuangan itu, nyatanya ada juga tantangan yang membuat saya terpental,sebab dalam kesempatan mempersipkan diri mendaki masa depan yang lebih jauh, saya harus menghadapi kondisi dimana beberapa buku yang saya butuhkan, ternyata tidak sempat saya peroleh di lingkungan sekitar, bahkan tempat-tempat andalan tempat saya memperoleh reverensi sebelumnya.

Dalam keterbatasan dan waktu yang bersamaan, saya juga harus mengambil dua keputusan besar bagi perjalanan masa depan saya sendiri. Apakah mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), ataukah menunggu jadwal seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tahun itu.

Akan tetapi dengan usaha mencari kesana kemari, akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya ke sala satu penggiat literasi di daerah saya. Namanya Alfa Edisan Missa, penggiat literasi sekaligus tenaga honorer di SMP Kristen 1 Amanuban Barat di Desa Tetaf, lokasinya pun tak jauh dari kediaman saya
kala itu.

Dia cukup memilik pengalamn dalam proses mobilisasi barang, pasalnya di sela-sela kesibukanya sebagai tenaga honorer, Ia juga menjalankan bisnis sampingan sebagai penjual buku. Dengan pengalam sebelumnya, Dia menyarankan saya untuk memesan secara daring dan menggunakan jasa pengiriman melalui PT. Tiki Jalur Nugraha Ekurir (JNE).

Menurutnya, JNE adalah sala satu perusahaan ekspedisi barang yang paling aman dan terbaik di Indonesia. Mendengar apa yang baru saja di sampaikan sang penggiat literasi itu, saya mulai bergegas mempersipkan catatan untuk buku-buku yang hendak saya pesan tanpa keraguan sedikit pun untuk menjalin kerja sama dan menggunakan layanan jasa pengiriman bersama JNE ketika tinggal di Kota Kupang

JNE merupakan salah satu perusahaan ekspedisi barang terbesar yang telah beroprasi hampir 34 tahun di Indonesia dengan jangakauan lebih dari 83.000 kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar.

Tak hanya itu, JNE juga tercatat memiliki garai penjualan lebih dari 8.000 titik, dan telah mempekerjakan lebih dari 50.000 karyawan di seluruh Indonesia.Dalam menjamu kebutuhan pelanggan, sebagai perusahaan ekspedisi, JNE memiliki sejumlah sistem pengiriman yang dapat di manfaatkan pengguna setia JNE yakni Cash On Delivery (COD) , PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara), Super Speed (SS), YES (Yakin Esok Sampai), REG (Reguler), OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), serta beberapa produk layanan seperti, JNE Ekspress, JNE Logistics, JNE Freight, dan Roket Indonesia.

Sembari mempersiapkan diri bertransaksi menggunakan JNE di daerah asal, jadwal penerimaan mahasiswa baru pun tiba, akhirnya saya harus bergegas meninggalkan keluarga dan beberapa kerabat untuk sementara waktu di kampung halaman.

Perjalanan dari pusat Kota Soe menuju Kota Kupang saya tempuh menggunakan angkutan umum provinsi (Bus) dengan durasi sekitar 4 jam. Praktik ini lumrah dan familiar dilakukan masyarakat daratan timor, khususnya yang berada di dua kabupaten yakni TTS, dan Timor Tengah Utara (TTU) ketika hendak menuju ke Kupang.

Pengalaman Pertama Menggunakan JNE

Jika di tahun-tahun sebelumnya saya harus berusaha mencari ke sana-kemari maka, di bulan pertama ketika berada di Kota Kupang ini menjadi momen perdana saya menggunakan layanan jasa pengiriman JNE.

Satu hal yang membuat saya masi ingat dengan momen ini adalah ketika sang kurir harus berkali-kali mengkonfirmasi kehadiran ketika mengantarkan pesanan. Memang ini sesuatu yang seharusnya mudah, akan tetapi, karena saat itu bertepatan juga dengan jadwal kegiatan mahasiswa baru di prodi saya maka terkadang sang kurir harus ekstra sabar menunggu bahkan harus mengkonfirmasinya berulang kali.

Untuk masalah keamanan sudah tidak saya ragukan lagi tapi, yang membuat saya panik adalah ketika tidak bisa menempati janji dengan sang kurir terkait pengambilan barang yang sudah saya pesan.

Akan tetapi, ternyata suhu Kota Kupang tidaklah begitu dasyat dibanding kesabaran sang kurir, walaupun saya yang tidak mampu menempati janji, tetapi ketika bertemu pun aura
keramahan sang kurir tidak pernah berkurang, bahkan patut dibilang profesional menjalankan misi dari JNE sendiri yakni, memberi pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten

Ide Membangun UMKM Bersama Layanan JNE

Beberapa buku dan perabotan yang masi tersisa, hasil transaksi mengunakan jasa JNE

Menambah uang tambahan bagi seroang mahasiswa ketika berada di bangku kuliah adalah impian kebanyakan mahasiswa, dan hal yang ini yang saya lakukan sejak tahun 2021.

Selain memesan kebutuhan pribadi menggunakan layanan jasa JNE, saya juga berkolaborasi dengan beberapa pemuda di daerah saya untuk membangun UMKM yang bergerak di bidang fashion dan perabotan rumah tangga, dan juga kelengkapan sekolah seperti buku dan lain-lain.

Walaupun dengan pengalaman yang minim untuk membangun sebuah UMKM di bidang yang tidak saya kuasa. Akan tetapi, niat dan implementasi ide ini memang sejak awal sudah
kami sepakati bersama bahwa terbentuknya UMKM ini adalah wujud tindakan nyata yang kami lakukan untuk menjawab tantangan yang kami hadapi sebelumnya.

Dan benar bahwa, usaha tidak pernah menghianati hasil, atau bisa dikatakan bahwa setiap pilihan yang kami ambil untuk meyakinkan orang-orang disekitar tetang keamanan dari layanan Jasa yang kami gunakan sudah benar-benar terbukti aman untuk setiap produk yang kami tawarkan. (Benny Faofeto). #JNE #ConnectingHappiness #JNE33Tahun #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *