Labuan Bajo – Sejumlah pihak pernah meragukan kemampuan Presiden Jokowi berbahasa Inggris, ternyata presiden ke-7 Republik Indonesia ini fasih berbahasa Inggris.
Hal tersebut terlihat saat Jokowi menjawab pertanyaan wartawan dari media asing pada Konferensi Pers di Media Center KTT ke-42 ASEAN di Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Mangarai Barat, NTT, Kamis (12/5/2023) siang. Jumpa pers juga dihadiri lintasntt.com.
Pada sesi tanya jawab seusai keterangan pers, hanya diperbolehkan dua wartawan masing-masing dari media dalam negeri dan media luar negeri menyampaikan pertanyaan. Seorang wartawan dari media asing menanyakan kepada Jokowi dalam Bahasa Inggris mengenai apakah tidak ada tindakan tegas terhadap Myanmar?
“According to leaders decision Myanmar was not invited to the political level meeting,and Indonesia has undertake non megaphone diplomacy to various stakeholders in Myanmar,” jawab Jokowi.
Jokowi menjawab, para pemimpin ASEAN sepakat tidak mengundang Myanmar (ke KTT ASEAN), tetapi Indonesia telah melakukan diplomasi non-megafon ke berbagai pemangku kepentingan di Myanmar.
Diplomasi non-megafon yang dimaksud Jokowi ialah mempengaruhi perilaku negara lain melalui negosiasi atau aksi yang hati-hati, dan dialog yang dilakukan umumnya pun ada di belakang layar.
Jokowi melanjutkan, This is according to mandate of five point consensus. We hope myanmar also has political commitment to dialog internally beetwen them and what I need to emphasize one again engagement doesn’t mean recognition. This clear.
Jokowi menjawab, sesuai mandat Konsensus Lima Poin, Indonesia berharap Myanmar juga memiliki komitmen politik untuk berdialog secara internal, dan perlu saya tekankan kembali bahwa keterlibatan tidak berarti pengakuan (engagement doesn’t mean recognition). Ini jelas.
Adapun konsensus lima poin soal penuntasan krisis Myanmar ini disepakati oleh para pemimpin ASEAN pada ASEAN Leaders Meeting (ALM) yang dielar di Jakarta pada 24 April 2021.
Lima poin konsensus itu ialah, Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak terkait harus segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.
Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre (The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management).
Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait. (*/gma)