Biskuit Kadaluwarsa di Pariti Berlabel Kemenkes, Diduga Disalurkan Oknum Anggota Dewan

  • Whatsapp
Biskuit yang Disalurkan Untuk Korban Banjir di Pariti/Foto: dok lintasntt.com

Kupang – Biskuit kadaluwarsa, bantuan bagi korban bencana banjir di Desa Pariti, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT berlabel Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dan tertera tulisan ‘Tidak Diperjualbelikan’.

Biskuit bertulis ‘Makanan tambahan bagi Balita dan Ibu Hamil’ yang tak layak konsumsi tersebut, diduga disalurkan langsung oknum anggota DPRD Kabupaten Kupang kepada masyarakat melalui posko bencana di desa tersebut.

Hal ini diakui oleh kepala dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten Kupang, dokter Roberth Amheka yang dikonfirmasi, Kamis (5/1) terkait asal biskuit tersebut.

“Konfirmasi ke lapangan, walaupun ada label Kemkes namun itu bukan disalurkan oleh puskesmas maupun dinkes, jadi dalam situasi darurat seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan dan cukup yang selanjutnya menjadi perhatian agar tidak terjadi lagi dan yg sudah ada di lokasi saya sudah perintahkan puskesmas untuk ditarik. Label Kemkes bukan berarti dinas harus bertanggungjawab sampai ke distribusi, itu tanggungjawab bersama,” tulis dr. Roberth dalam lewat WhatsApp yang diterima media ini, Kamis sore.

Dikatakan oknum DPRD yang diduga menyeluarkan biskuit, kemungkinan tidak membaca masa berlaku dari biskuit tersebut. “Beliau (oknum DPRD) juga berniat baik namun mungkin keliru karena tidak baca label kadaluwarsa,” tulisnya.

Ia mengatakan sudah memerintahkan pihak puskesmas untuk menarik kembali semua produk tersebut dari lapangan.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan penanganan lanjutan kepada korban dengan mengambil sampel makanan untuk dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) untuk diperiksa. Ini dimaksudkan untuk memastikan masa kadaluarsa dan bagaimana efek buruk makanan biskuit terhadap setelah dikonsumsi.

“Pemeriksaan lanjutan sudah dilakukan (sampel) dibawa kembali POM untuk diperiksa-kaladaluarsa sekian waktu bagaimana efek bahanya,”ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya sejumlah warga usia balita di Dusun 4, Desa Pariti, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT diare dan suhu badan tinggi seusai mengkonsumsi biskuit tersebut.

Biskuit disalurkan oleh posko bantuan bencana di wilayah itu. Pihak Puskesmas Sulamu menegaskan biskuit tersebut sudah kadaluarsa, dan tak layak dikonsumsi. (Jmb)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *