Kupang – Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Periode 2022-2025 Bagas Adhadirgha menyebutkan akan berkontribusi dalam penyusunan masterplan pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu destinasi prioritas di Indonesia.
“Kasih saya PR apa yang harus saya perbuat untuk NTT ke depan? Karena saya sempat berkomunikasi dengan Menteri Investasi, Menteri Pariwisata dan Menteri Markominves, saya sudah melihat bagaimana pemerintah sangat serius mengenai NTT untuk dijadikan destinasi prioritas melalui masterplannya,” kata Bagas Adhadirgha saat kegiatan Sharing Session Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Forum Bisnis Daerah (Forbisda) BPD Hipmi NTT di Kupang, Rabu (21/9) tengah malam.
Bagas menyebutkan Kota Kupang berpotensi besar menjadi Monaconya Indonesia, seperti dilihat dari sisi landscape sangat mirip dan tanaman susah tumbuh juga di sana (Monaco). Namun, pendapatan dari industri pariwisata negara kecil tersebut menjadi salah satu yang terbesar di Eropa. “Di pesisir ombaknya juga datar, ini kayaknya bisa mendarat pesawat amphibi di sini,” tambahnya,
Untuk itu, jika dia terpilih menjadi ketua umum Hipmi, Bagas janji berbuat yang terbaik untuk NTT, tentu akan bermitra bersama pemerintah daerah. “Sekarang saya mengajak Hipmi NTT jika PR ini sudah kita sepakati bersama dan jika takdirnya saya menjadi pemimpin di Hipmi ini ke depannya maka saya akan sangat serius melakukan yang terbaik untuk NTT,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta Rakerda.
Kegiatan yang digelar selama dua hari ini juga dihadiri pengusaha muda, Ketua Umum BPD Hipmi NTT Ikhsan Darwis dan Head Area Bank Mandiri Kupang, serta calon ketua umum Hipmi Anggawira.
Kepada wartawan, Bagas Adhadirgha mengatakan, HIPMI NTT ini harus mempunyai masterplan. “Harus sinkron dengan kebijakan ekonomi pemerintah sebagai mitra. Harus lebih fokus dalam merumuskan masterplan khususnya dalam bidang pariwisata, begitu juga mengenai energi baru terbarukan,” jelasnya.
Terkait dengan konsensus dunia yang sudah meninggalkan penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan. NTT memiliki memiliki sinar matahari yang melimpah, potensi yang sangat besar karena musim panas di NTT berlangsung selama delapan bulan dalam setahun.
“Saya perhatikan cuacanya sangat sempurna untuk dibuat sebagai sumber dari pembangkit listrik tenaga surya, dan itu bisa di mulai dari sini, di NTT,” katanya.
Dia juga menyingung soal budidaya Kelor yang saat ini menjadi salah satu produk unggulan NTT. Budidaya dan pengolahan dilakukan oleh UMKM yang 90% dari mereka anggota HIPMI. Jika diupayakan sebuah value added dengan bantuan pelatihan dan edukasi agar UMKM dapat berkembang pesat.
“Tugas pengusaha muda adalah menggali. Saya sudah melihat bagaimana kapal-kapal mewah sudah mulai berdatangan di NTT, saya berharap 10-15 tahun ke depan pengusaha muda NTT tidak hanya menjadi penonton namun menjadi pemain di negerinya yang indah ini,” kata Bagas. (*)