Standard Chartered dan Plan Kucurkan Rp4,3 Miliar Latih Anak Muda dan Disabilitas di NTT

  • Whatsapp

Kupang – Standard Chartered Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan program Futuremakers di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (25/5). Progam ini berlangsung sampai 2023.

Program ini bertujuan meningkatkan keahlian dan ekonomi kaum muda dan perempuan serta disabiltas di empat kabupaten yakni Timor Tengah Selatan, Nagekeo, Kota Kupang, dan Lembata. Anggaran yang dikucurkan besar USD 300.000 atau Rp4,3 miliar berasal dari Standard Chartered Foundation

Read More

“Kami melatih 400 anak muda, 60 persen atau 250 orang di antaranya anak perempuan dan 100 orang disabilitas untuk industri craft dan akan berkembang lebih jauh,” kata Program Manager Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Kaum Muda Plan Indonesia, Wahyu Sadewo kepada wartawan seusai peluncuran.

Dia mengatakan, potensi yang dikembangkan di Kota Kupang adalah anyaman, sedangkan di Timor Tengah Selatan dan Nagekeo lebih pada bidang pertanian.

Peserta program Futuremakers akan menjalani pelatihan dan pendampingan bisnis mikro berbasis pasar di sektor kerajinan berupa anyaman ramah lingkungan.

Selanjutnya, sebanyak 200 orang muda dari Kota dan Kabupaten Kupang diharapkan dapat membuka usaha di sektor kerajinan yang ramah lingkungan, seperti bisnis anyaman bambu atau tanaman purun yang biasa ditemukan di dekat rawa.

Teknik bisnis ramah lingkungan ini diajarkan kepada peserta melalui kemitraan dengan Du Anyam yang bergerak di bidang kriya ramah lingkungan, organisasi Persani NTT, dan organisasi disabilitas lainnya di NTT. Program Futuremakers ini mendapat sambutan hangat dari pemeritah.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyampaikan, upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia melalui Futuremakers dapat menjadi alternatif penghasilan baru bagi kaum muda NTT.

“Pemerintah Provinsi NTT mendorong penuh upaya Standard Chartered dan Plan Indonesia dalam hal pemberdayaan ekonomi kaum muda. Kami berharap program ini dapat menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menurunkan angka pengangguran terbuka di NTT yang mencapai 3,30 persen pada 2022,” ujar Viktor.

Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing, Indonesia & ASEAN Markets (AU, BN, PH) Standard Chartered, Diana Mudadalam mengatakan, melalui fokus pada ‘Lifting Participation’ Standard Chartered secara global berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan satu miliar orang dan komunitas mereka dengan memaksimalkan potensi keuangan perempuan dan usaha-usaha kecil di pasar-pasar inti di mana kami beroperasi.

Upaya ini kami realisasikan khususnya di Indonesia antara lain lewat beragam program-program Futuremakers yang telah berlangsung sejak tahun 2019.”

“Sehubungan dengan pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Standard Chartered secara global mendonasikan USD 25 juta atau Rp366,3 miliar untuk program Economic Recovery untuk membantu masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Khusus untuk Indonesia, Standard Chartered telah mengalokasikan USD 1,1 juta atau Rp 16,1 miliar untuk berbagai program pelatihan yang berfokus pada wirausaha perempuan dan kaum muda yang terimbas oleh pandemic. Program di NTT ini merupakan bagian dari program-program tersebut, dan juga menjadi salah satu bagian dari kontribusi kami untuk membantu pemulihan perekonomian Indonesia paska pandemi,” ujarnya.

Sementara itu, Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, usai peluncuran Futuremakers di Kupang, mengatakan Program ini diharapkan bisa menjadi solusi ekonomi yang inklusif bagi kaum muda di Nusa Tenggara Timur. Para peserta Futuremakers juga diharapkan bisa menjadi contoh praktik bisnis ramah lingkungan yang tetap menguntungkan kaum muda di lingkungan sekitar,” ujarnya.

Futuremakers merupakan sebuah inisiatif global Standard Chartered untuk mengatasi ketidaksetaraan dengan mempromosikan perekonomian inklusif di setiap negara di mana Standard Chartered beroperasi.

Futuremakers mendukung kaum muda yang kurang beruntung, terutama anak perempuan dan orang-orang dengan gangguan penglihatan, untuk mempelajari keterampilan baru dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai bisnis mereka sendiri.

Di Indonesia, Futuremakers pertama kali diluncurkan pada tahun 2019, dan hingga kini telah mendukung lebih dari 1.000 penerima manfaat lewat berbagai ragam inisiatif seperti Goal, Youth To Work dan Entrepreneur. Diharapkan, melalui program Futuremakers, kaum muda memiliki kemampuan ekonomi yang komperhensif untuk terus berdaya dan melanjutkan kehidupan secara bermakna. (*)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *