Kupang–Lebih dari 100.000 balita di seluruh Nusa Tenggara Timur belum diimuniasi lantaran vaksin Depteri Pertusis Tetanus (DPT) habis. Bahkan Vaksin DPT ditenggarai habis sejak April 2018.
Imunisasi DPT pada anak diberikan sebanyak lima kali, sejak anak berusia 2 bulan hingga 6 tahun untuk mencegah tiga penyakit tersebut yakni difteri, pertusis, dan tetanus.
Di Kota Kupang, Dinas Kesehatan setempat masih kekurangan 2.000 botol vaksin DPT. Satu botol vaksin untuk 8-10 anak. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Kupang Sri Wahyuningsih mengatakan pada 14 Desember 2018, pihaknya hanya menerima 400 botol vaksin DPT dari Dinas kesehatan NTT.
Vaksin tersebut langsung didistribusikan ke seluruh puskemas, namun saat ini stok vaksin dalam kondisi kosong. “Dinas Kesehatan NTT siap memenuhi kekurangan vaksin yagn ada tapi baru bisa diambil setelah liburan tahun baru,” ujarnya di Kupang, Jumat (28/12).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dokter Ary Wijana membenarkan vaksin DPT di seluruh puskesmas di Kota Kupang kosong. “Memang saat ini vaksin DPT kosong, kami sudah minta ke pemerintah pusat tapi belum ada,” ujarnya.
Kekosongan vaksin DPT membuat orang tua yang membawa anak-anak mereka ke rumah sakit maupun puskesmas untuk diberi vaksin, terpaksa kembali ke rumah.
Di Rumah Sakit Leona Kupang, sejumlah balita yang sesuai jadwal imunisasi mendapat imunisasi DPT pada 28 Desember, pulang karena stok vaksin di rumah sakit itu kosong. Kondisi itu membuat orang tua khawatir anak-anak mereka tidak diberi vaksin DPT sejak balita sehingga rentan terhadap tiga penyakit tersebut. (mi/gma)