Kupang–Dinas Pertanian Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajukan penambahan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 10.000 ton untuk mengantasipasi kelangkaan pada musim tanam akhir 2017.
Jumlah itu akan menambah sisa stok pupuk kuota 2017 sekitar 14.400 ton atau 30% dari kuota tahun ini sebanyak 48.000 ton sehingga Dia memastikan tidak akan terjadi kelangkaan pupuk sampai awal tahun depan.
“Jika nanti kuota pupuk yang ada tidak cukup atau terlampaui penerapannya, distribusi ke petani tetap berlangsung. Pemerintah membayar kelebihan kuota tersebut dengan mekanisme tunda bayar,” kata Kepala Dinas Pertanian NTT Johanes Tay Ruba di Kupang, Rabu (1/11).
Selain itu, pemerintah juga akan menempuh kebijakan realokasi pupuk bersubsidi yakni menggeser pupuk dari daerah yang permintaan pupuknya kecil ke daerah yang permintaan pupuknya besar. “Kebijakan ini demi mengantisipasi kelangkaan pupuk,” tambahnya.
Menurutnya distribusi pupuk tetap menggunakan mekanisme yang ada saat ini yakni petani yang tergabung dalam kelompok tani mengajukan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) diserahkan ke pengecer untuk diteruskan ke distributor.
Johanes mengatakan distribusi pupuk ke petani tidak boleh terhenti kendati kuota pupuk untuk tahun ini tidak mencukupi. Menurutnya informasi yang beredar yang menyebutkan terjadi kelangkaan pupuk di petani, tidak benar.
Persoalan yang terjadi yang kemudian dihembuskan terjadi kelangkaan pupuk ialah petani yang tidak terdaftar dalam kelompok tani ikut membeli pupuk bersubsidi. Selain itu, petani yang terdaftar dalam anggota kelompok tani tidak memesan pupuk secara serentak. Dampaknya distribusi pupuk juga tidak serentak.
“Ada petani yang pas mau menanam padi baru pergi memesan pupuk. Padahal mereka harus mengantre dulu satu atau dua minggu,” ujarnya. Dia menyebutkan stok pupuk di NTT tersebar di tujuh gudang, dan saat ini gudang-gudang tersebut sudah terisi pupuk bersubsidi.
Sementara itu kuota pupuk 2018 sekitar 53.000 ton, bertambah dari kuota 2017 sebanyak 48.000 ton. Kuota pupuk bertambah karena terjadi penambahan areal tanam padi antara 10-20 persen dari areal tanam 2017 sebanyak 220.000 hektare. Adapun luas areal tanam jagung 336.000.000 hektare. Namun pada musim kering, areal tanam padi berkurang menjadi 66.000 hektare dan areal tanam jagung juga berkurang menjadi 40.000 hektare. (sumber: mi/palce amalo)