So’e–Bakal calon Gubernur NTT dari Partai Golkar yang juga Ketua DPD I Partai Golkar NTT Drs. Ibrahim Agustinus Medah mengatakan, banyak pihak kini gusar dan mempertanyakan usianya yang memasuki kepala tujuh dan dua kali gagal dalam pemilihan gubernur. .
Kini, Medah kembali bertarung dalam Pilkada Gubernur NTT 2018.
Atas dua pertanyaan itu, Medah mengatakan modal pengalamannya yang panjang di birokrasi dan politik sejak menjadi wakil camat di usia 25 tahun, hingga menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dimaknainya sebagai karunia Tuhan yang luar biasa.
Karunia itu yang harus dipertanggungjawabkannya dengan mengimplementasikan seluruh pengalamannya itu untuk membawa NTT keluar dari kemiskinan.
“Saya merasa bahawa Tuhan memberikan kepada saya pengalaman yang panjang mulai wakil
camat, camat, beberapa poisisi staf di Kabupaten Kupang, terpilih menjadi Ketua DPRD Kabupaten Kupang, staf di kantor Gubernur, Bupati Kupang dua periode, Ketua DPRD NTT dan saat ini sebagai Anggota DPD RI. Saya merasa bahwa kalau saya ditugaskan menjadi pemimpin di NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan maka saya siap, dan saya bisa lakukan itu karena pengalaman itu,” ujar Medah ketika berpidato dalam pembukaan Musda Partai Golkar Kabupaten Timor Tengah Selatan di Soe, Jumat (26/5/2017).
Terkait usianya yang kini memasuki 71 tahun, Medah bersyukur kepada Tuhan bahwa ia justru merasa sama seperti 30 tahun yang lalu karena kondisi kesehatan fisik, kemampuan, inovasi dan kecerdasannya tidak ada yang berubah.
“Dibalik itu saya bertanya, ada apa Tuhan memberikan saya usia yang panjang dengan kekuatan yang prima
seperti 30 tahun yang lalu. Saya menemukan jawabannya, bahwa Tuhan tidak memberikan kesempatan yang sia-sia kepada seseorang. Dia memberikan kesempatan, maka Dia menuntut tanggungjawab. Soal usia, saya merasa masih seperti 30 tahun yang lalu. Tidak ada yang berubah. Dan Tuhan sedang menuntut tanggungjawab dari saya, dan tangungjawab itu saya ditugaskan menjdi calon Gubernur NTT,” paparnya.
Medah mengatakan jika ada orang muda yang mampu mengatasi maslah kemiskinan di NTT maka ia tidak bakal maju menjadi calon Gubernur NTT.
“Saya tidak akan repot-repot untuk maju. Sekali lagi bukan karena kemauan, semua orang mau jadi calon gubernur,
calon bupati dan lainnya, tetapi tidak semua orang punya kemampuan untuk menjadi seperti itu,” katanya.
Medah juga menjelaskan soal sudah dua kali bertarung dalam Pilgub NTT namun masih belum menang dan sekarang maju lagi.
“Selama Tuhan masih memberikan saya kesehatan, kekuatan, dan intelektual yang baik, saya justeru mersa bersalah jika saya tidak mengabdikannya untuk mengatasi masalah kemiskinan di NTT. Sekarang saya 71 tahun, andaikata saya tidak menang dalam Pilgub ini, namun lima tahun lagi Tuhan masih kasih saya kesempatan dan kekuatan sama seperti sekarag dan Golkar kembali menugaskan saya maka saya juga siap lagi karena Tuhan memberikan kesempatan dengan pengalaman yang panjang,” jelasnya.
Iban Medah mengatakan, NTT selama ini sudah dibangun oleh para gubernur yang lalu dan dari setiap gubernur, ada tahapan-tahapan pembangunnanya.
“Termasuk saat ini pak Frans Lebu Raya. Tetapi masih ada pekerjaan sisa yang sangat mendasar yang menurut
saya harus dilakukan dengan cerdas, sungguh-sungguh dan cepat. Apa pekerjaan sisa itu, dengan tidak mengada-ada namun sesuai laporan Badan Pusat Statistik BPS, dari 34 propinsi di Indonesia, ada tiga provinsi yang termiskin dan salah satunya adalah NTT,” sebut Medah.
Menurut Dia, kemiskinan itu menyakut dengan hajat hidup orang banyak, sehingga membutuhkan seseorang pemimpin yang bisa melakukan pekerjaan yang baik dengan ditunjang oleh pengelaman yang matang.
“Tidak bisa sembarangan orang melakukan seluruh pekerjaan dengan bagus jika dia tidak punya pengalaman yang matang. Kalau hanya sekedar pernah, belum tentu sudah matang, apalagi kalau hanya sekadar melihat. Karena itu saya siap terima tantangan lagi dan siap menjadi Gubernur NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan di NTT,” katanya.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten Timor Tengah Selatan Aleks Kaseh dalam pidatonya mengatakan, Musda Partai Golkar TTS harus mampu melahirkan kepengurusan yang bisa bekerja lebih maksimal untuk bersama pemerintah mengatasi masalah kemiskinan di wilayah TTS.
Musda Golkar Kabupaten TTS setelah dibuka oleh Ibrahim Agustinus Medah selanjutnya dipimpin oleh Wakil Ketua DPD I Partai Golkar NTT Gady Buli, SH. Medah saat itu didampingi Wakil Ketua DPD I Golkar NTT Laurens Leba Tukan, Benny Rafael, Benny Taopan, Hery Liman dan Adrianus Moron. (laurens leba tukan)