Kupang–Senator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibrahim Medah mengatakan sektor pariwisata di daerah itu memiliki prospek yang menjanjikan, akan tetapi sebagian besar kebutuhan pariwisata pada sektor hilir masih bergantung pasokan dari luar daerah.
“Saat ini masyarakat NTT yang sebagian besar adalah pemasok bahan baku dan penyedia tenaga kerja, menerima bagian yang paling kecil dari transaksi wisatawan,” katanya, Senin.
Ibrahim merujuk pada hasil penelitian Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, 2014 yang menyebutkan pemilik usaha pariwisata menikmati keuntungan 48,625, penyedia jasa tersier menikmati keuntungan 31,91%, sedangkan pemasok bahan baku dan tenaga kerja menikmati 19.47%.
“Penyebabnya sektor hulu (pertanian) dan sentor antara (industri) belum berperan,” ujarnya.
Karena itu, Ibrahim Medah yang juga calon gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2018-2023 tersebut mengatakan akan melakukan tiga langkah memajukan pariwisata sehingga mendatangkan keuntungan bagi rakyat.
Tiga langkah itu ialah memperkuat sektor pertanian dan industri sehingga dapat memasok barang dan jasa yang dibutuhkan pariwisata pada sektor hilir, mentransformasi para pemasok bahan baku dan penyedia tenaga kerja menjadi pemilik usaha dan pelaku jasa tersier.
Langkah berikutnya melakukan penguatan masyarakat sebagai basis aktivitas keparawisataan, yang dapat dimulai dengan membentuk klaster pariwisata berbasis komunitas. “Contohnya pengembangan desa wisata yang didalamnya berintikan aktivitas ekonomi kreatif,” kata Dia.
Kendati begitu, pariwisata NTT dinilai terus bertumbuh. Di lokasi-lokasi wisata seperti di Nemberala, Kabupaten Rote Ndao, Labuan Bajo di Manggarai Barat, Ende, Maumere, dan Ngada selalu dipenuhi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Jasa perhotelan mulai dari kelas bawah sampai kelas berbintang tersedia, rumah makan, restoran, cinderamata dan jasa pariwisata lainnya terus berkembang. ‘Itu tanda bahwa pariwisata kita terus bertumbuh, tetapi kita juga membayangkan aliran uang wisatawan masuk menjadi pendapatan masyarakat di sekitar obyek wisata,” tandasnya. (mi)